Kamis, 29 November 2012

Sejarah dan kitab mereka membuktikan



Amerika Serikat dan Inggris Raya di Dalam Nubuatan - John H. Ogwyn



Lebih dari 50 tahun yang lalu, bapak Herbert W. Arsmtrong (1892-1986) menuliskan sebuah buku yang berjudul The United States and British Commonwealth in Prophecy/Amerika Serikat dan Persemakmuran Inggris di dalam Nubuatan. Buklet ini dituliskan di atas dasar penelitian bapak Armstrong dan juga penulis yang lain untuk menekankan kepada para pembaca tidak hanya kepada sejarah masa lalu, tetapi juga kepada sejarah yang telah dituliskan sebelum sejarah itu sendiri terjadi!
Pembukaan: Kunci Utama Yang Terhilang - Akhirnya Ditemukan!

Apakah yang akan terjadi kepada orang-orang berbahasa Inggris di masa mendatang? Apakah yang akan terjadi terhadap Amerika Serikat, Inggris Raya, Kanada, Australia dan Selandia Baru? Pada kenyataanya, para pemimpin dunia tidak mengetahuinya. Demikian juga para analis terkenal urusan luar negeri, dan juga para redaktur dan pembuat berita. Namun anda dapat mengetahuinya!

Menakjubkan bukan? Tentu saja, dan inilah memang kebenarannya, yaitu bahwa anda dapat mengetahuinya!

Bagaimanakah anda dapat mengetahuinya? Ketahuilah bahwa jawaban akan pertanyaan-pertanyaan yang besar di dalam kehidupan, bahkan perihal tentang masa depan itu sendiri sesungguhnya ada di dalam kitab yang paling laris di dunia, yaitu Alkitab. Hendaknya kita mengetahui kenyataan ini bahwa seperempat lebih dari isi Alkitab adalah nubuatan. Kebanyakan dari nubuatan tersebut di tuliskan bagi zaman kita sekarang ini dan zaman setelahnya.

Sekarang bagaimanakah anda dapat memahami nubuatan-nubuatan ini? kunci utama untuk membuka misteri dari nubuatan Alkitab akan diungkapkan pada halaman-halaman buklet ini.

Semenjak bangsa-bangsa seperti Mesir dan Etiopia disebutkan secara langsung di dalam halaman Alkitab anda, sekarang bagaimanakah dengan negara-negara besar yang menjadi pemain-pemain utama di dalam kancah dunia modern pada saat ini? bagaimanakah dengan Amerika Serikat, Inggris dan orang-orang keturunan Inggris yang bertempat tinggal di negara-negara Persemakmuran Inggris? apakah nubuatan Alkitab bercerita tentang mereka?

Kunci utama untuk mengungkapkan nubuatan-nubuatan Alkitab sesungguhnya terletak pada pengetahuan tentang identitas asli dari orang-orang berbahasa Inggris. Orang-orang ini diidentifikasikan di dalam Alkitab dengan menggunakan nama kuno nenek moyang mereka. Sekarang, siapakah nenek moyang orang-orang berbahasa Inggris tersebut? dapatkah anda membuktikannya?

Mengapakah bangsa-bangsa keturunan Inggris memiliki bagian bumi yang paling kaya dan makmur? Mengapakah mereka dapat menikmati kekayaan dan kekuatan tanpa tanding? Mereka muncul ke permukaan dengan cepat setelah tahun 1800. Inggris Raya dan Amerika Serikat mendominasi bumi di abad 19 dan 20, tetapi bagaimanakah dengan abad 21? Akankah bangsa-bangsa berbahasa Inggris terus memimpin, atau akankah terjadi suatu perubahan di masa mendatang? Adalah penting bagi anda untuk memahami hal-hal yang akan terjadi di masa mendatang bagi anda dan keluarga anda. Dapat dipastikan bahwa kejadian pada beberapa tahun ke depan akan membingungkan para ahli. Namun anda dapat mengetahui kejadian-kejadian tersebut jika anda memahami tentang bagaimanakah cara menggunakan kunci utama yang terhilang tersebut untuk memahami nubuatan-nubuatan Alkitab.

Meskipun banyak artikel tentang nubuatan yang telah dituliskan di dalam tahun-tahun terakhir ini, kebanyakan dari tulisan tersebut memiliki kesalahan karena sang penulis tidak mengetahui kunci utama dari nubuatan Alkitab!

Ketahuilah bahwa hampir seluruh nubuatan Wasiat Lama ditujukan kepada Rumah Israel. Membuat suatu anggapan yang salah dengan berasumsi bahwa seluruh referensi/acuan terhadap Israel di dalam nubuatan mengarah kepada bangsa Yahudi dan negara Yahudi di Timur Tengah, banyak komentator Alkitab yang akhirnya benar-benar tidak memahami hal utama di dalam nubuatan. Mereka tidak mengetahui identitas modern dari keturunan-keturunan Israel kuno. Walaupun begitu mereka sesungguhnya dapat mengetahuinya karena sejarah dan Alkitab mencatatnya dengan sangat jelas.

Sementara kita mengetahui bahwa negara Yahudi dan kota Yerusalem memang memiliki peran penting di dalam nubuatan-nubuatan akhir zaman, suatu kenyataan penting juga harus kita pahami, yaitu bahwa tidak semua orang Israel adalah Yahudi. Bapa Yakub, yang namanya diubah menjadi Israel, adalah bapa dari dua belas laki-laki. Salah satu dari anak laki-laki tersebut adalah Yehuda yang menjadi bapa leluhur orang Yahudi. Sekarang bagaimanakah dengan keturunan anak-anak laki-laki lainnya?

Ketika kedua belas suku kembali ke Tanah Perjanjian, yaitu setelah mereka berada di dalam perbudakan Mesir, masing-masing dari mereka menempati tanah mereka sendiri-sendiri. Yang mana pada akhirnya suku-suku tersebut terpecah menjadi dua kerajaan. Kerajaan Selatan disebut Yehuda dan berisi suku-suku Yehuda, Benyamin dan hampir seluruh suku Lewi. Sementara itu kesepuluh suku yang lain membentuk Kerajaan Utara, dan disebut Israel.

Di tahun 721SM, setelah tiga tahun di kepung, bangsa Asyur pada akhirnya mengalahkan Samaria ibukota Israel. Kemudian mereka mulai mengeluarkan bangsa Israel secara teratur ke daerah utara sungai Efrat, yaitu suatu daerah antara Laut Hitam dan Kaspia (2 Raja raja 17).

Setelah mengalahkan Israel, orang Asyur kemudian menyerang Yehuda, kerajaan selatan. Raja Hizkia yang pada saat itu menduduki takhta kerajaan di Yerusalem menangis kepada Allah dengan bersungguh-sungguh, dan akhirnya Allah memberikan pertolongan dengan mengirimkan seorang malaikat untuk menghancurkan pasukan Asyur yang berada di bawah pemerintahan raja Sanherib/Sennacherib di tahun 701 SM. Yehuda oleh karenanya, dilepaskan, dan tetap di dalam keadaan bebas sampai satu abad sebelum kebebasan mereka sekali lagi terancam.

Kemudian di tahun 604SM, orang Babilonia di bawah pimpinan Raja Nebukadnezar menyerang Yehuda dan merangsek Yerusalem. Yehuda dijadikan daerah jajahan di dalam Kekaisaran Babilonia dan harus membayar upeti. Di tahun 597SM, Nebukadnezar membawa raja Yehuda Yoyakim ke perbudakan dan menempatkan Zedekia ke atas takhta. Tidak puas dengan kelakuan Zedekia, raja Nebukadnezar kembali ke Yehuda tepat 10 tahun kemudian dan benar-benar menghancurkan Yerusalem, membakar bait Allah dan membawa hampir seluruh penduduk Yerusalem ke perbudakan di Babilonia.

Setelah beberapa dekade berlalu, akhirnya pada musim gugur di tahun 539SM, Babilonia jatuh ke tangan pasukan Persia raja Koresh yang agung. Hanya dalam waktu singkat, Koresh mengeluarkan suatu dekrit untuk mengijinkan orang-orang Yahudi pulang dari Babilonia ke tanah mereka dan untuk membangun ulang bait Allah mereka di Yerusalem di bawah pimpinan Zerubabel.
Kesepuluh Suku yang "Terhilang"

Bagaimanapun juga, inilah sesungguhnya suatu hal paling penting yang sering disepelekan oleh kebanyakan orang: yaitu bahwa kesepuluh suku yang ada di utara tersebut pada kenyataannya tidak pernah kembali dari perbudakan mereka! Menempati tanah berjarak ratusan mil dari daerah kemana orang Yahudi diperbudak satu abad setelahnya, kesepuluh suku Israel sesungguhnya tetap tinggal terpisah dan berbeda dari orang Yahudi!

Sebenarnya apakah yang terjadi dengan Kesepuluh Suku Israel? Sejarah menamai mereka "kesepuluh suku yang terhilang". Sesungguhnya kemanakah mereka pergi? Jawaban akan pertanyaan ini adalah merupakan salah satu kisah sejarah yang paling menakjubkan. Pada kenyataannya, jawaban dari misteri ini adalah suatu kunci yang utama yang akan membuka banyak nubuatan Wasiat Lama!

Seperti yang dapat anda tebak, identitas dan tempat dari orang-orang kuno ini sesungguhnya adalah siapakah mereka sekarang yang berada di Amerika Serikat, Kanada, Inggris Raya, Australia, Selandia Baru dan orang-orang keturunan Inggris yang ada di Afrika Selatan. Hal ini menjelaskan mengapakah mereka dapat mencapai berbagai macam kebesaran nasional, dan juga hal-hal apa saja yang akan menimpa mereka di zaman akhir!

Informasi tentang identitas dari keturunan-keturunan Israel kuno terungkap dengan suatu penelaahan yang rinci di dalam bacaan Alkitab dan juga catatan-catatan dari sejarah sekular. Hampir kebanyakan pemimpin yang berpendidikan tinggi dari dunia modern kita buta akan suatu fakta yang sangat nyata ini. Mereka dibutakan oleh teori evolusi yang benar-benar meniadakan Alkitab sebagai kitab yang masih berlaku dan sesuai bagi saat ini. Sebagai hasilnya mereka gagal untuk melihat kisah yang menarik yang ada di dalam Alkitab dan segala hubungannya bagi masa depan kita.

Hampir kebanyakan pemimpin agama berada di dalam kategori yang sama. Bahkan mereka yang mengatakan mengetahui Alkitab sebagai sumber pengetahuan juga telah dibutakan oleh berbagai macam pendapat dari tradisi-tradisi denominasi dunia kekristenan yang ada.

Tetapi hal ini bukanlah semata-mata suatu pertanyaan dari sejarah kuno! Masa depan anda, keluarga anda, dan bahkan bangsa anda sesungguhnya bergantung pada jawaban tersebut! Dimanakah "kesepuluh suku Israel yang terhilang" tersebut pada saat ini? Seperti yang akan kita lihat bahwa kunci utama yang akan membuka nubuatan Alkitab yang terhilang tersebut pada kenyataannya telah ditemukan!
Penglihatan Dramatis Yehezkiel

Seorang Yahudi muda berdiri di pinggiran sungai dekat Mesopotamia selatan di kota Babilon. Ia berada di antara ribuan orang Yahudi yang disingkirkan dari tanah mereka selama lebih dari empat tahun oleh pasukan Babilonia di bawah pimpinan raja Nebukadnezar.

Pada usia yang ke 30, pada tahun kelima dari peristiwa pembuangan, imam Yehezkiel melihat suatu tanda yang menakjubkan. Pada mulanya hal itu tampak seperti suatu angin puyuh yang mendekat dari arah utara. Dengan penuh perhatian ia mengamatinya dan ia melihat bahwa angin tersebut bukanlah suatu badai biasa. Terdapat kilat yang menyambar yang keluar dari "angin puyuh" tersebut. Melihat kilauan cahaya ketika "badai" tersebut mendekat, Yehezkiel mulai dapat mengidentifikasikan hal-hal rinci mengenai gulungan angin yang menakjubkan tersebut.

Pertama kali ia melihat empat makhluk yang kelihatan seperti malaikat. Mereka memiliki bentuk seperti manusia tetapi yang masing-masingnya memiliki empat sayap dan empat wajah. Sejalan dengan ia memandang, Yehezkiel melihat tentang adanya roda-roda seperti gyroscope di samping masing-masing makhluk tersebut. Kemudian ia memperhatikan suatu permukaan kristal yang luas yang terentang di atas kepala mereka.

Sejalan dengan benda-benda tersebut bergerak mendekat, Yehezkiel datang melihat suatu kilauan cahaya yang mengkilat dari atas permukaan kristal tersebut. Di dalam cahaya ini ia dapat melihat sebentuk tahkta dan sepribadi Makhluk duduk di tahkta tersebut. Hal ini, kita diceritakan, "Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN" (Yehezkiel 1:28). Di dalam hal ini, Yehezkiel bersujud dengan wajah menyembah ke tanah.

Dengan tiba-tiba suatu suara datang dari tahkta tersebut dan mengatakan kepada Yehezkiel untuk berdiri. Allah Israel memberinya suatu tugas untuk menjadi seorang pengawas bagi rumah Israel. (Yehezkiel 2:3; 33:7).

Pemandangan yang sangat mengagumkan ini benar-benar memberikan kesan yang dalam kepada Yehezkiel, yaitu dengan tugas yang diterimanya karena semenjak Allah sendiri yang menyatakannya di dalam cara yang dahsyat tersebut maka pastilah ada suatu tujuan yang sangat penting.
Tugas Yehezkiel

Perhatikanlah bahwa tugas Yehezkiel menjadi seorang pengawas bukanlah bagi bangsanya sendiri (kerajaan Yehuda), tetapi bagi kesepuluh suku yang terhilang di utara, yaitu kerajaan Israel! Pada saat itu hanya sebagian saja dari orang-orang Yehuda secara keseluruhan yang berada di dalam perbudakan; penghancuran Yerusalem sendiri terjadi beberapa tahun setelahnya. Namun suatu kenyataan yang harus anda ketahui adalah bahwa kerajaan Israel sudah lama dihancurkan dan penduduknya telah lama dipindahkan ke tanah yang asing, ratusan mil dari Yehezkiel, yaitu lebih dari 120 tahun sebelumnya. Apakah yang menjadi inti utama dari peringatan yang ditujukan kepada orang-orang dari kerajaan Israel yang sudah diperbudak, ditawan, dan dijajah dengan jahat tersebut?

Dengan jelas pesan peringatan Yehezkiel bukanlah diperuntukkan bagi orang Israel yang ada di zamannya (semenjak mereka sudah pergi ke tempat asing dimana mereka diperbudak)! Jika memang peringatan tersebut diperuntukkan bagi orang Israel di zaman itu, maka Allah sangat terlambat di dalam memberikan peringatan akan hukuman yang akan menimpa mereka! Oleh karenanya maka hal tersebut amatlah tidak masuk akal. Disamping itu Yehezkiel tidak pernah memiliki suatu kesempatan untuk menyampaikan pesannya secara pribadi kepada rumah Israel/kerajaan Israel. Oleh karenanya kita dapat mengetahui bahwa pesan Yehezkiel pada kenyataannya diperuntukkan bagi akhir zaman, yang ditulis dan disimpan bagi para pelayan Allah yang setia pada saat ini untuk diberitakan dan disampaikan!

Allah menugaskan Yehezkiel sebagai pengawas. Sesungguhnya apakah yang di maksud dengan pengawas? Pada zaman dahulu adalah suatu kebiasaaan untuk menempatkan seseorang di puncak menara tinggi tembok kota sebagai pengawas yang bertugas untuk melihat bahaya yang datang mengancam. Hal ini adalah pekerjaan pengawas untuk berjaga-jaga dan mengawasi, yaitu untuk melihat daerah di sekitar mereka akan tanda-tanda musuh yang mendekat. Ketika ia melihat musuh datang mendekat maka pengawas akan membunyikan sangkakala tanda bahaya.

Di dalam cara yang sama Allah menunjukkan kepada Yehezkiel bahwa jikalau ia tidak membunyikan tanda bahaya yang Allah berikan kepadanya, maka Ia akan mempertanggung jawabkan darah korban kepadanya jika terdapat bahaya menyerang orang tanpa pemberitahuan. Jika, di sisi lain, ia membunyikan alarm tetapi orang tidak mau menanggapi, mereka akan menanggung kesalahan mereka sendiri dan Yehezkiel tidaklah bersalah (Yehezkiel 33:9).

Warga Kerajaan Israel di zaman Yehezkiel sudah berada di dalam perbudakan. Generasi yang menderita perbudakan telah menerima suatu peringatan terakhir lebih dari satu abad sebelumnya melalui utusan raja Yehuda yang setia bernama Hizkia (2 Tawarikh 30:1-12). Ternyata hanya beberapa orang saja yang menanggapi; secara keseluruhan bangsa tersebut menertawakan peringatan-peringatan tersebut, dan Israel akhirnya masuk ke dalam penawanan. Sekarang, lebih dari seabad setelahnya, Yehezkiel diberikan pesan penting yang sama.

Kejadian-kejadian yang akan terjadi di Yerusalem dan Yehuda akanlah menjadi suatu "tanda" bagi rumah Israel (Yehezkiel 4:3). Peringatan Yehezkiel pada kenyataannya diperuntukkan bagi orang Israel di akhir zaman. Kita diberitahukan bahwa peringatan-peringatan akan diperdengarkan menjelang masa hari Tuhan (Yehezkiel 7:19; 13:5; 30:1-3). Itulah suatu masa dari keikutsertaan Allah di akhir zaman. Nubuatan-nubuatan yang lain di dalam kitab Yehezkiel berhubungan dengan saat penyatuan suku-suku Israel secara keseluruhan setelah kedatangan sang Mesias. Ini adalah waktu ketika raja Daud akan dibangkitkan dan dijadikan raja untuk selama-lamanya (Yehezkiel 37:21-25). Hal ini jelas adalah saat ketika para orang kudus dibangkitkan, suatu masa yang dinubuatkan untuk terjadi pada saat kedatangan Yesus Kristus ke bumi di dalam kekuatan dan keagungan (1 Korintus 15:50-53; 1 Tesalonika 4:16).

Penglihatan dramatis Yehezkiel memiliki arti yang besar bagi kita pada saat ini. Penglihatan ini memberikan kepada kita suatu kesan yang serius dan penting akan tugas yang Allah berikan kepadanya. Oleh karenanya adalah penting untuk memahami dengan jelas tentang keberadaan dari keturunan Rumah Israel di dunia kita pada saat ini. Dan jika kita telah mengetahui identitas mereka, kita harus memberitahukan kepada mereka tentang isi dari pesan Yehezkiel yang sangat penting tersebut.

Pesan Yehezkiel adalah suatu pesan peringatan akan dosa, suatu panggilan pertobatan, dan janji akan keamanan dan pemulihan di masa mendatang. Di satu sisi pesan tersebut berisi tentang peringatan yang mengerikan akan penghakiman yang kuat dari Allah, di sisi lain suatu pesan dari harapan yang indah bagi masa depan. Pada kenyataannya pesan tersebut berisi tentang satu-satunya harapan yang nyata bagi bangsa-bangsa berbahasa Inggris. Mereka telah kehilangan kompas moral mereka dan tidak mengetahui arah jalan mereka di bumi ini. Dikelilingi oleh masalah dan tantangan yang serius baik di dalam dan di luar negeri, bangsa-bangsa berbahasa Inggris tidak memiliki kebijaksanaan dan keinginan untuk menanggapi dengan cukup.

Mengalami kemerosotan dari puncak kekuatan dunia pada akhir Perang Dunia II, bangsa Amerika dan Inggris telah melihat berbagai macam tantangan di dunia setelah masa perang dunia. Dan lebih buruk dari tantangan itu sendiri, mereka mengalami kemerosotan moral dari dalam. Di tengah-tengah kemakmuran materi, negara-negara berbahasa Inggris pada kenyataannya oleh kemiskinan moral! Akan terdapat banyak tantangan yang sebentar lagi akan terjadi yang sebelumnya tidak pernah diimpikan baik oleh pemimpin dan orang-orang mereka.

Bagaimanakah anda dapat mengetahui dengan pasti bahwa nubuatan-nubuatan Alkitab yang berhubungan dengan Israel tersebut memiliki hubungan yang sangat khusus dengan bangsa-bangsa Amerika dan Inggris? Apakah yang sesungguhnya diindikasikan oleh nubuatan-nubuatan tersebut bagi masa depan anda? Bacalah terus buklet ini untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang menakjubkan dari pertanyaan ini dan juga pertanyaan lainnya.
Janji-Janji Kuno Dibuat

Di dalam Kejadian 11:26-32, kita diperkenalkan kepada Abram, yang namanya kemudian diganti menjadi Abraham. Ketahuilah bahwa sisa kitab-kitab di dalam Alkitab pada kenyataannya berbicara tentang suatu hubungan yang berasal dari hubungan antara Allah dengan Abraham serta janji-janji yang Allah buat kepada Abraham dan keturunannya. Janji-janji kepada Abraham adalah dasar dari hampir seluruh nubuatan Alkitab di masa mendatang!

Abram dilahirkan pada sebuah keluarga yang tinggal di Ur Kaldea, suatu kota di selatan Mesopotamia di dekat Babilon purba. Setelah kematian salah satu kakak laki-lakinya, Abram, ayahnya, dan anggota keluarga lainnya pindah beberapa ratus mil ke utara Efrat di kota Haran. Sementara itu, ayah Abram, Terah, meninggal dan dikuburkan. Setelahnya Allah mengatakan kepada Abram yang pada saat itu berusia 75 tahun untuk meninggalkan keluarganya dn pergi ke suatu tanah yang akan Ia tunjukkannya. Ia berjanji untuk membuatnya menjadi suatu bangsa yang besar.

Janji yang pertama di berikan di dalam Kejadian 12 sangatlah tidak jelas. Janji ini berisi tentang pemberian suatu tanah yang tidak diberitahukan batas-batasnya sebagai warisan Abram dan keluarganya. Diseluruh sisa kitab Kejadian kita akan membaca suatu kisah yang menakjubkan dari mulai terkuaknya janji-janji yang dibuat oleh Allah tersebut.
Janji Kepada Abraham Yang Terkuak

Di dalam Kejadian 12:1-3 kita memiliki catatan dari janji-janji pertama yang Allah buat bagi Abram. Allah mengatakan kepadanya bahwa Ia akan membuatnya "suatu bangsa yang besar", bahwa ia akan diberkati dan melalui dirinya akan diberkati segala bangsa di bumi, dan bahwa Allah akan "memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." (ayat 3).

Setelah Abram dan istrinya bersama-sama dengan keponakannya Lot datang ke tanah Kanaan, suatu insiden terjadi dan hal ini membuat Allah memperjelas janji-janji tersebut. Abram dan Lot keduanya memiliki kumpulan ternak yang besar yang mana pada suatu waktu para penggembala mereka memiliki konflik atas tanah yang digunakan oleh ternak mereka makan. Akhirnya Abram menyelesaikan permasalahan tersebut dengan menawarkan kepada Lot untuk memilih tanah yang dapat digunakan ternaknya untuk merumput. Lot memilih untuk menyeberangi sungai Yordan dan memberikan tanah disana bagi kumpulan ternaknya untuk merumput, yaitu di padang Yordan dekat kota Sodom dan Gomorah.

Setelah terjadi pemisahan diantara keduanya, Allah mengatakan lagi kepada Abraham tentang janji-janjiNya. "Setelah Lot berpisah dari pada Abram, berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan, sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya. Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, sehingga, jika seandainya ada yang dapat menghitung debu tanah, keturunanmu pun akan dapat dihitung juga." (13:14-16). Di dalam Kejadian 15 janji ini lebih jauh dikuatkan. Abram dikatakan bahwa keturunan-keturunannya akan menjadi seperti bintang-bintang (ayat 5). Ia juga diberikan batas-batas warisan di Timur Tengah. Di dalam ayat 18-21 Abram dikatakan bahwa tanah yang diberikan oleh Allah kepada keturunannya akan mencakup wilayah mulai sungai Mesir sampai Efrat dan termasuk daerah dari beberapa bangsa yang pada saat itu sedang mendiami wilayah tersebut.
Bapa Atas Banyak Bangsa

Abram dan istrinya Sara telah bertahun-tahun hidup dan tidak memiliki anak. Walaupun begitu Allah telah berkata kepadanya bahwa ia akan memiliki keturunan-keturunan yang akan mewarisi suatu negeri. Selama 24 tahun setelah mereka meninggalkan Haran, Abram dan Sara menunggu dan merenungkan janji ini. Akhirnya ketika Abram berusia 99 tahun, Allah menampakkan diri kembali kepadanya.

Di dalam Kejadian 17:6, Allah berjanji, "Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa." (ayat 4). Allah berkata kepadanya bahwa Ia akan mengganti namanya menjadi Abraham, yang artinya "bapa dari banyak bangsa" dan Sara menjadi Sarah yang artinya "putri". Di dalam satu tahun ia dikatakan bahwa Sarah akan mengandung seorang anak (Kejadian 17:19; berhubungan dengan 18:14). Kelihatannya hal tersebut sangat jauh dari kenyataan, namun itulah juga yang terjadi. Sama seperti Allah mengatakannya bahwa hal tersebut akanlah terjadi maka Ishak pun dilahirkan pada saat yang ditentukan.

Sebenarnya Abraham memiliki seorang anak lain berusia 14 tahun sebelum Ishak lahir tetapi anak laki-laki ini bukanlah anak yang dijanjikan. Nama anak tersebut adalah Ismael. Setelah sepuluh tahun menunggu janji Allah, Sarah menyuruh Abraham untuk menghampiri Hagar pembantunya dan memiliki anak dengannya. Abraham pun melakukan hal tersebut dan sampai hari ini kita dapat melihat permasalahan dan konflik yang diakibatkannya.

Setelah kelahiran Ishak, Abraham mengusir Hagar dan Ismael (Kejadian 21:14). Pada masa setelahnya Ismael menikah dengan orang-orang dari bangsa ibunya, Mesir, dan memiliki banyak anak. Bangsa-bangsa Arab berasal dari anak-anak Ismael.

Beberapa tahun setelahnya Allah datang kepada Abraham sekali lagi dan kali ini untuk memberikan kepadanya ujian iman yang paling berat. Allah yang pada saat itu telah berkomunikasi dengan Abraham secara individu selama beberapa tahun memerintahkan dirinya untuk mengambil anaknya Ishak dan membawanya ke gunung Moria untuk mempersembahkannya sebagai korban kepada Allah. Dengan iman Abraham melakukan seperti apa yang diperintahkan oleh Allah dan sampai pada saat ketika ia benar-benar dengan patuh mempersembahkan keturunan satu-satunya yang sah yang ia miliki Allah pada akhirnya ikut campur dan memerintahkan dirinya untuk menghentikan tindakannya. Sebagai ganti anaknya Ishak, Allah menyediakan seekor biri-biri jantan di semak belukar yang ada di dekatnya untuk dipersembahkan.

Setelahnya Allah mempertegas kembali janji-janji kepada Abraham, dan Ia membuatnya menjadi tidak bersyarat. "Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham, kata-Nya: "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri -- demikianlah firman TUHAN --: Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku." (Kejadian 22:15-18).

Terdapat beberapa hal penting yang harus kita perhatikan disini. Tidak lagi janji-janji tersebut bergantung kepada tindakan Abraham dan keturunannya di masa setelahnya. Karena Abraham telah berhasil di dalam menjalani ujian kepatuhan yang hebat ini, Allah menjamin penggenapan janji-janjiNya di masa depan dengan tidak bersyarat.

Lebih jauh lagi, satu hal rinci yang lain diberikan. Keturunan Abraham akan pada akhirnya menguasai "gerbang-gerbang musuh" mereka. Sebuah gerbang adalah suatu jalan yang sempit yang digunakan sebagai tempat untuk masuk dan keluar. Janji ini memiliki arti bahwa keturunan Abraham tidak hanya akan menjadi banyak bangsa, tetapi mereka juga akan mengendalikan daerah keluar masuk musuh mereka. Kita akan melihat besarnya janji yang hebat ini di dalam buklet ini.
Janji-Janji Rohani dan Jasmani Digenapi

"Tetapi bukankah seluruh janji-janji kepada Abraham tersebut digenapi di dalam Kristus?" tanya beberapa orang. Hal ini pada kenyataannya adalah suatu pertanyaan yang harus dijawab secara langsung dari Alkitab.

Dengan jelas, menurut Galatia 3:26-29, semua umat Kristen yang benar adalah terhitung sebagai anak-anak rohani Abraham dan ahli waris dari janji yang telah diberikan. Penggenapan utama dari berkat-berkat Allah atas Abraham termasuk janji bahwa dia dan keturunan rohaninya akan mewarisi seluruh dunia (Roma 4:13; berhubungan dengan Matius 5:5). Abraham dijanjikan suatu warisan yang abadi (Kejadian 17:8), yang dengan jelas hal ini mengisyaratkan kehidupan yang kekal!

Dengan jelas terdapat suatu aspek rohani dari janji-janji yang Allah buat bagi Abraham! Berkat Allah menjadi diperluas bagi seluruh umat manusia melalui satu Keturunan, yaitu Kristus (berhubungan dengan Galatia 3:6). Mesias, yang diturunkan dari Abraham, akan menjadi satu-satuNya kepada siapa janji akan keselamatan dari dosa dan pemberian akan hidup abadi akan menjadi mungkin bagi seluruh umat manusia melalui kasih karunia Allah.

Bagaimanapun juga terdapat suatu aspek jasmani atas janji-janji tersebut kepada Abraham. Hak lahiriah tersebut mengikutsertakan janji-janji atas kekayaan nasional yang mencakup kemakmuran pertanian dan mineral. Di dalam Kejadian 13:16 Abraham diberitahukan oleh Allah bahwa Allah akan membuat keturunannya menjadi banyak seperti debu tanah. Di sini dengan jelas dinyatakan bahwa yang menjadi acuan adalah keturunan-keturunan jasmani Abraham yang sangat banyak yang akan mewarisi kekayaan nasional dan memiliki gerbang-gerbang musuh mereka.

Janji-janji kepada Abraham mengikutsertakan baik komponen rohani dan jasmani. Mereka mengarah kepada Yesus sang Mesias, tetapi mereka juga mengarah kepada berkat-berkat hak lahiriah yang akan diberikan kepada banyak keturunannnya yang akan menjadi suatu bangsa yang besar dan sekumpulan bangsa yang besar. Hal ini tidak berarti bahwa mereka yang menerima janji-janji ini lebih baik atau lebih khusus dari pada mereka yang tidak menerima berkat-berkat tersebut. Pada kenyataaannya, kita melihat bahwa mereka yang menerima janji-janji jasmani ini, telah kebanyakan menyia-nyiakan dan berpaling dari Allah. Dengan demikian mereka akan menghadapi penghakimanNya.
Suatu Permulaan Bagi Bangsa Israel

Beberapa tahun setelah janji-janji tersebut dibuat, Allah kemudian memastikannya kembali kepada anak Abraham, Ishak. "Tinggallah di negeri ini sebagai orang asing, maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau, sebab kepadamulah dan kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini, dan Aku akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu. Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang di langit; Aku akan memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena Abraham telah mendengarkan firman-Ku dan memelihara kewajibannya kepada-Ku, yaitu segala perintah, ketetapan dan hukum-Ku." (Kejadian 26:3-5). Janji kepada Ishak di dasarkan atas kepatuhan Abraham kepada Allah (ayat 24).

Ishak dan istrinya, Rebecca, memiliki dua anak. Yakub dan Esau adalah nama anak-anak mereka. Dan meskipun mereka adalah anak kembar, mereka benar-benar berbeda di dalam hal perangai dan karakter mulai dari permulaannya. Allah telah menyatakan hal ini jauh sebelum kelahiran mereka dengan menyatakan bahwa yang lebih tua yaitu Esau akan melayani yang lebih muda yaitu Yakub (25:23). Walaupun begitu, Yakub yang adalah seorang yang pandai berdiplomasi dengan cara yang terkadang menipu tidak dapat menunggu Allah untuk memberinya berkat-berkat hak sulung. Ia berencana menipu ayahnya untuk menyelamatkan berkat bagi dirinya sendiri pada saat yang telah ditentukan oleh ia dan ibunya. Allah mengijinkan hal ini karena adalah tujuanNya bagi Yakub untuk menerima janji-janji tersebut. Namun kemudian melalui pengalaman kehidupan Yakub harus menerima beberapa pelajaran yang sulit yang pada akhirnya membawa dirinya kepada pertobatan.

Bagaimanapun juga, marilah kita memperhatikan berkat-berkat hak sulung yang Ishak bicarakan kepada Yakub: "Allah akan memberikan kepadamu embun yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah. Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu; jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah ia." (27:28-29). Disini dua hal rinci disebutkan untuk pertama kalinya. Yang pertama adalah bahwa keturunan Yakub akan memiliki suatu kemakmuran pertanian yang besar. Yang kedua adalah bahwa mereka akan memperoleh kepemimpinan atas orang-orang dan bangsa-bangsa.

Setelah penyesatan yang dilakukan oleh Yakub atas saudaranya, Ishak dan Ribka mengatakan kepadanya untuk pergi ke daerah di mana keluarga ibunya hidup. Disana ia dapat menemukan seorang istri dan menghabiskan suatu waktu sampai kemarahan saudaranya reda. Beberapa hal yang dikatakan oleh Ishak adalah: "Moga-moga Allah Yang Mahakuasa memberkati engkau, membuat engkau beranak cucu dan membuat engkau menjadi banyak, sehingga engkau menjadi sekumpulan bangsa-bangsa. Moga-moga Ia memberikan kepadamu berkat yang untuk Abraham, kepadamu serta kepada keturunanmu, sehingga engkau memiliki negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yang telah diberikan Allah kepada Abraham." (28:3-4).

Setelahnya, Allah mendatangi Yakub di dalam sebuah mimpi dan kemudian memperbesar janji-janji tersebut. Di dalam mimpinya ia melihat suatu tangga yang mencapai sorga dan para malaikat yang naik dan turun. ""Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu. Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." (28:13-14).

Disini untuk pertama kalinya kita mempelajari bahwa warisan yang Allah janjikan kepada Abraham meliputi lebih dari sekedar kawasan di Timur Tengah. Keturunan-keturunan Yakub akan menyebar dari tanah warisan tersebut dan menyebar ke seluruh dunia. Warisan mereka akan membawa mereka untuk memiliki hubungan dengan bangsa-bangsa di seluruh dunia.

Kisah berlanjut di kitab Kejadian dimana kita dapat melihat pelajaran-pelajaran kehidupan yang dipelajari oleh Yakub saat berada di pengasingannya jauh dari Kanaan. Akhirnya setelah ia kembali ke kampung halamannya, Allah menampakkan diriNya kepadanya di suatu tempat yang setelahnya dinamai Peniel. Setelah Yakub bergulat semalaman dengan Utusan Yang Maha Tinggi, Allah berkata kepadanya: "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang." (32:28). Yakub-Israel adalah ayah dari 12 anak yang kemudian menjadi nenek moyang dari kedua belas suku Israel.

Janji-janji kepada Abraham diteruskan dari ayah kepada anak dan secara perlahan diperluas. Masih terdapat beberapa hal lagi di dalam janji-janji tersebut yang akan muncul! Abraham telah diberitahukan bahwa ia akan menurunkan "banyak bangsa" yang akan menerima kekayaan nasional dan juga bahwa ia akan memberikan suatu garis keturunan raja. Pada poin ini janji tersebut terbagi di antara dua dari kedua belas anak Yakub (Yehuda dan Yusuf). Perhatikan struktur keturunan yang jelas yang diberikan di dalam 1 Tawarikh 5:1-2: "Anak-anak Ruben, anak sulung Israel. Dialah anak sulung, tetapi karena ia telah melanggar kesucian petiduran ayahnya, maka hak kesulungannya diberikan kepada keturunan dari Yusuf, anak Israel juga, sekalipun tidak tercatat dalam silsilah sebagai anak sulung. Memang Yehudalah yang melebihi saudara-saudaranya, bahkan salah seorang dari antaranya menjadi raja, tetapi hak sulung itu ada pada Yusuf."

Yehuda dengan jelas diberikan janji garis keturunan raja yang akan mencapai puncaknya di dalam diri sang Mesias yang akan menjadi raja atas raja. Tetapi perhatikanlah! Janji-janji hak lahiriah akan kekayaaan nasional tidak masuk kepada tangan orang Yahudi, tetapi kepada keturunan-keturunan Yusuf. Adalah suatu kunci yang penting di dalam memahami hal ini sehingga kita dapat membuka hal-hal yang lainnya!
Efraim dan Manasye Menerima Hak Sulung

Marilah kita melihat lebih jauh tentang bagaimanakah janji-janji hak sulung diperbesar bagi keturunan-keturunan Yusuf. Suatu bagian yang penting dari kisah ini terjadi sejenak sebelum kematian Yakub yang disebut juga Israel. Pada saat ini ia dan seluruh keluarganya tinggal di Mesir dimana Yusuf menjabat sebagai seorang Pemimpin/Administrator dibawah Firaun. Yusuf datang untuk mengunjungi ayahnya yang sudah tua dan lemah dan membawa bersama dengannya dua anaknya, Efraim dan Manasye. Suatu upacara kecil diadakan pada saat kunjungan ini.

Di dalam Kejadian 48:5, Israel memberitahukan kepada Yusuf bahwa ia mengadopsi Efraim dan Manasye menjadi anak-anaknya. Keduanya kemudian terhitung sebagai anak Yakub dan karenanya termasuk di dalam hitungan suku-suku Israel. Dan karenanya Yusuf diberikan bagian dua kali lebih banyak. Setelah Yusuf membawa anak-anaknya mendekat, Israel mendekap mereka dan kemudian memberikan tangannya tertumpang pada mereka dan memberikan berkat yang khusus kepada mereka.

Inilah saat dimana suatu peristiwa penting terjadi, Yusuf menghadapkan anaknya dengan urutan yang benar dimana anak yang lebih tua, Manasye, berdiri di sebelah kanan Israel dan yang lebih muda, Efraim, berdiri di sebelah kiri Israel. Hal ini diperbuat sehingga Yakub akan meletakkan tangan kanannya kepada Manasye untuk memberikan berkat yang lebih besar, dan tangan kirinya kepada Efraim. Israel, bagaimanapun juga menyilangkan tangannya, sehingga ia meletakkan tangan kanannya kepada Efraim dan tangan kirinya kepada Manasye. Ketika Yusuf melihat hal ini maka ia berusaha untuk membetulkan posisi tangan ayahnya karena ia menyangka bahwa kesalahan tersebut diakibatkan oleh karena penglihatan ayahnya yang hampir buta. Namun Israel menolak dan menjelaskan bahwa penyilangan tangannya tersebut sudah benar dan memiliki tujuan.

Israel menceritakan kepada Yusuf bahwa anaknya laki-laki yang paling tua yaitu Manasye akan menjadi suatu bangsa yang besar, namun Efraim akan menjadi suatu kumpulan banyak bangsa (ayat 19). Disini kita menemukan bahwa suatu bangsa yang besar dan suatu kumpulan dari banyak bangsa akan muncul dari keturunan Yusuf. Mereka tidak lain adalah orang-orang yang menerima berkat hak sulung yang berupa kemakmuran nasional. Hal ini termasuk kepemilikian dari tempat-tempat strategis yang digunakan oleh musuh mereka untuk lewat, demikian juga mereka akan memiliki kemakmuran pertanian dan mineral yang sangat banyak, dan akan mendapatkan status sebagai negara-negara adi kuasa, dimana mereka akan menjalankan kepemimpinan atas bangsa lain. Semenjak Allah telah menjanjikan bahwa mereka akan menjadi suatu berkat bagi bangsa lain, kita mengetahui bahwa dominasi mereka sebagai kekuatan dunia akan dijalankan di dalam suatu cara yang baik.

Adakah catatan sejarah yang menyatakan bahwa janji-janji ini digenapi? Sebelumnya marilah kita melihat kepada beberapa fakta penting yang sangat terinci yang tertulis di dalam kitab Kejadian. Sesaat setelah mengadopsi Efraim dan Manasye menjadi anaknya dan memberikan berkat hak sulung kepada mereka, Israel memanggil semua anak-anaknya ke tempat tidurnya. Pada saat itu Ia berada di akhir hidupnya yang panjang dan ingin memberikan nasihat dan berkat yang terakhir kepada keluarganya.

Perhatikanlah hal-hal yang ia katakan kepada mereka. "Kemudian Yakub memanggil anak-anaknya dan berkata: "Datanglah berkumpul, supaya kuberitahukan kepadamu, apa yang akan kamu alami di kemudian hari." (Kejadian 49:1). Nubuatan yang dikatakan oleh Israel pada kenyataannya tidaklah diperuntukkan bagi zamannya atau saat ketika keturunannya keluar dari tanah Mesir dan masuk ke Tanah Perjanjian. Melainkan nubuatan tersebut diperuntukkan bagi akhir zaman! Dengan demikian maka jelaslah sudah bahwa pada akhir zaman keturunan-keturunan dari Israel akan tetap ada sebagai suku-suku yang terpisah dan mereka dapat diketahui.

Perhatikan kata-kata Israel bagi Yusuf. "Yusuf adalah seperti pohon buah-buahan yang muda, pohon buah-buahan yang muda pada mata air. Dahan-dahannya naik mengatasi tembok." (ayat 22). Ungkapan ini adalah suatu kiasan puisi yang diperuntukkan bagi sekumpulan orang yang akan menjadi besar di dalam jumlah mereka dan menyebar ke seluruh dunia. Setelahnya, anak-anak Yusuf akan menjadi suatu bangsa yang besar dan suatu kumpulan bangsa yang juga besar. Israel sesungguhnya telah melihat mereka sebagai suatu bangsa kolonial yang besar. Ia juga memberikan berkat atas langit di atas dan apa yang ada dibawahnya. Hal ini mengarah kepada kemakmuran mineral yang besar (berkat dari dalam bumi) dan juga berkat akan cuaca yang baik yang akan menyediakan kemakmuran pertanian yang besar (berkat dari langit diatas).

Tetapi apakah janji-janji yang besar ini pernah digenapi bagi keturunan-keturunan Efraim dan Manasye? Alkitab sebagai firman Allah akan benar-benar menyatakannya!

Setelah mereka keluar dari Mesir, suku-suku Israel hidup selama berabad-abad di dalam kawasan Timur Tengah yang Allah telah janji. Sebelum penawanan Israel, kita tidak akan pernah menemukan suatu catatan pun tentang Efraim dan Manasye bahwa mereka menjadi suatu bangsa yang besar dan suatu kumpulan besar bangsa-bangsa. Demikian juga mereka tidak pernah menjadi berkat bagi bangsa-bangsa di dunia sebelum masa penawanan mereka oleh Asyur di abad 18 SM. Dengan jelas, pemenuhan janji-janji yang Allah buat dengan Abraham dan penegasan janji-janji itu kembali kepada keturunan-keturunanya tidak pernah terjadi pada masa sebelum kesepuluh suku Israel tersebut hilang dari halaman Alkitab anda dan dari sejarah umum/sekular.

Bagaimanakah dengan janji-janji yang belum digenapi ini? itulah yang sebentar lagi akan kita bahas di dalam bagian selanjutnya!
Penawanan Israel dan Hilangnya Identitas

Sebelum anak-anak Israel memasuki Tanah Perjanjian, Musa diberikan wahyu oleh Allah untuk memperingatkan mereka akan masa depan yang akan mereka jalani. Janji-janji dari Allah tersebut adalah pasti, namun waktu penggenapannya tergantung dari Allah dan sikap Israel.

Di dalam Imamat 26:1-2 melalui Musa Allah memperingatkan Israel: "Janganlah kamu membuat berhala bagimu, dan patung atau tugu berhala janganlah kamu dirikan bagimu......... Kamu harus memelihara hari-hari Sabat-Ku dan menghormati tempat kudus-Ku, Akulah TUHAN.". Ia kemudian melanjutkan perkataanNya kepada mereka: "Jikalau kamu hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada perintah-Ku serta melakukannya, maka Aku akan memberi kamu hujan pada masanya, sehingga tanah itu memberi hasilnya dan pohon-pohonan di ladangmu akan memberi buahnya." (ayat 3-4). Di dalam ayat-ayat yang berikutnya Allah memberikan rincian atas berkat-berkat dari kemakmuran pertanian dan kedamaian yang akan datang kepada bangsa tersebut jika mereka tetap setia. Di dalam ayat 12 Ia menyimpulkan berkat yang dijanjikan dengan mengatakan:"Tetapi Aku akan hadir di tengah-tengahmu dan Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku."

Sama seperti berkat-berkat bagi kepatuhan, terdapat juga berbagai macam konsekuensi yang serius bagi ketidakpatuhan. Jika Israel melakukan berhala dan melupakan hari-hari Sabat Allah, maka Allah akan menghukum bangsa tersebut atas tindakan mereka. Di dalam ayat 16 dan 17 Allah memberikan suatu rincian atas hukuman-hukuman yang berupa penyakit dan penyerangan musuh di dalam wilayah mereka. Apa yang akan terjadi jika setelah mendapatkan hukuman berkali-kali Israel tetap di dalam memberontak melawan Allah dan hukum-hukumNya? Ayat 18 mengatakan kepada kita: "Dan jikalau kamu dalam keadaan yang demikian pun tidak mendengarkan Daku, maka Aku akan lebih keras menghajar kamu sampai tujuh kali lipat karena dosamu." Kata Ibrani yang ada di ayat ini diambil dari frasa "tujuh masa" yang dapat mengacu baik kepada lamanya waktu atau intensitas dari penghukuman.
Penghukuman Tujuh Kali Lipat

Di dalam Daniel 4 kita membaca suatu mimpi yang dialami oleh raja Nebukadnezar. Di dalam mimpi ia diberitahukan tentang penghukuman bagi kesombongannya. Ia akan kehilangan baik kerajaannya maupun akal sehatnya. Di dalam mimpinya ia diceritakan bahwa "tujuh masa" harus berlalu sebelum masa pemulihannya. Di dalam penggenapan mimpi ini dikatakan bahwa tujuh masa adalah suatu periode dari tujuh tahun yang nyata.

Apakah yang dimaksud dengan penghukuman Israel sampai tujuh kali lipat seperti yang dituliskan di dalam Imamat 26:18? Jika hal ini memberikan suatu indikasi tentang lamanya periode waktu, maka seberapa lamakah hal tersebut akan berlangsung? Memahami arti dari tujuh kali lipat penghukuman Israel akan membuka sejarah kepada arti yang lebih dalam daripada apa yang telah anda pahami sebelumnya.

Untuk itu pertama-tama marilah kita menjawab pertanyaan yang berkenaan dengan lamanya periode waktu yang durasinya "tujuh kali" lipat tersebut. Berapa harikah lamanya "tujuh kali lipat" tersebut? Di dalam Wahyu 11 dan 12 kita menemukan kunci-kunci untuk memahaminya.

Wahyu 11:2-3 memiliki nilai yang sama dengan dua periode waktu: 42 bulan dan 1260 hari. Secara sederhana hal ini dapat dipahami bahwa terdapat tepat 1260 hari di dalam 42 bulan dari 30 hari. Di dalam Wahyu 12:6 kita menemukan suatu cara penyebutan yang lain dari 1260 hari, hal ini disebutkan di dalam ayat 14 dengan istilah "satu masa, dua masa dan setengah masa". Kita telah melihat bahwa 1260 hari sama dengan 42 bulan, yang mana hal ini dengan tepat adalah tiga setengah tahun. Dengan jelas, Alkitab menyamakan "satu masa, dua masa dan setengah masa" dengan 3 setengah tahun dari periode 1260 hari.

"Tujuh kali" adalah dua kali masa dari "satu masa, dua masa, dan setengah masa" (atau tiga setengah tahun). Oleh karenanya, tujuh kali akan mewakili durasi dari 2520 hari (dua kali dari 1260 hari). Berapa lamakah suatu peridode penghukuman atas Israel yang diwakiliki dengan 2520 hari di dalam nubuatan Alkitab? Untuk memahami hal ini, hendaklah kita melihat suatu peristiwa dari penghukuman yang menimpa Israel. Bilangan 13 dan 14 memberikan catatan tentang Musa yang mengirimkan kedua belas pengintai, satu dari masing-masing suku untuk meneliti Tanah Perjanjian. Sepuluh dari pengintai-pengintai tersebut kembali dengan laporan yang tidak baik yang mematahkan semangat orang-orang Israel dan menyebabkan mereka menolak untuk memasuki tanah perjanjian. Allah benar-benar tidak berbahagia dengan kurangnya iman bangsa tersebut. Perhatikanlah apa yang menjadi bagian dari ketidak percayaan mereka: "Sesuai dengan jumlah hari yang kamu mengintai negeri itu, yakni empat puluh hari, satu hari dihitung satu tahun, jadi empat puluh tahun lamanya kamu harus menanggung akibat kesalahanmu, supaya kamu tahu rasanya, jika Aku berbalik dari padamu:" (Bilangan 14:34).

Hal ini artinya bahwa terjadi penundaan yang lamanya 40 tahun di dalam proses bangsa Israel memasuki Tanah Perjanjian dan mewarisi janji-janji Allah yang telah dibuatNya dengan nenek moyang mereka. Penghukuman 40 tahun dihitung dari masa satu hari untuk mewakili masa satu tahun. Perihal yang sama ada di dalam Yehezkiel 4, yaitu penghukuman yang menimpa Yehuda dan Israel. Dalam hal ini nabi Yehezkiel diperintahkan untuk berbaring pada sisi kirinya setiap hari selama 390 hari untuk menyimbolkan durasi dari penghukuman Allah atas Israel. Setelahnya ia diperintahkan untuk berbalik dan berbaring pada sisi kanannya setiap harinya selama 40 hari untuk menunjukkan hukuman dari Yehuda. Berikutnya, Yehezkiel diberitahukan: "Aku menentukan bagimu satu hari untuk satu tahun." (ayat 6). Dengan kata lain, sekali lagi satu hari sama dengan satu tahun di dalam penggenapannya terhadap beberapa nubuatan-nubuatan Alkitab.

Dengan satu hari mewakili satu tahun di dalam pemenuhan hukuman Israel, tujuh kali lipat akan mewakili periode waktu yang lamanya 2.520 tahun. Apakah artinya hal ini? Suatu jawaban yang menakjubkan akan segera kita lihat. Namun pertama-tama kita perlu untuk meneliti mengapa Israel pergi menuju ke perbudakan.
Mengapa Kesepuluh Suku Pergi Ke Perbudakan

Di dalam Imamat 26 Allah menjelaskan bahwa jika Israel mulai menyembah berhala dan melanggar hari SabatNya, Ia akan mendapatkan perhatian mereka dengan menghukum mereka. Penggenapan nubuatan ini akan dapat dilihat di seluruh kitab Hakim-Hakim. Ketika bangsa Israel masuk ke dalam dosa, maka Allah mengijinkan serentetan tindakan teroris negara-negara tetangga untuk menghancurkan kedamaian Israel dan perekonomian mereka. Terkadang bangsa-bangsa tersebut membuat Israel berada langsung di bawah pemerintahan mereka selama bertahun-tahun. Hal ini berlangsung selama lebih dari tiga abad sebelum monarki didirikan.

Setelah kematian raja Salomo kerajaan Israel terpecah menjadi dua bangsa yang benar-benar berbeda. Kesepuluh suku di utara memilih Yerabeam anak Nebat sebagai raja mereka, sedangkan suku Yehuda tetap setia kepada raja Rehabeam, anak Salomo. Secara singkat setelah pecahnya kerajaan Israel, Yerabeam membuat suatu keputusan yang mempengaruhi kesepuluh suku Israel di sepanjang sejarah mereka.

Kita membaca kisah yang penting ini di dalam 1 Raja-Raja 12. Yeroboam mulai ketakutan jika di masa mendatang kesepuluh suku akan rindu untuk bersatu dengan Yehuda. Ia berpikir bahwa kegiatan pergi menyembah Allah di Yerusalem pada musim-musim masa raya setiap tahunnya akan memimpin (orang-orang Israel di dalam kerajaannya) kepada nostalgia "masa lampau yang indah". Ia takut jika mereka rindu akan saat-saat ketika mereka masih menjadi satu kerajaan dibawah dinasti Daud di Yerusalem. Hal ini, ia percaya, akan memimpin kepada perununan dirinya sendiri dan keturunan-keturunannya dari tahkta kerajaan.

Sejalan dengan dia berpikir tentang masalah ini, sampailah Yeroboam kepada suatu pemikiran yang ia kira sebagai solusi. Ia mengumpulkan orang-orang di kerajaannya untuk memberitahukan beberapa perubahan. Untuk membuat keadaan lebih nyaman, ia menceritakan kepada mereka bahwa mereka akan memiliki dua tempat penyembahan di wilayah Israel utara untuk dapat dipilih. Dengan cara ini mereka tidak akan memerlukan perjalanan menuju Yerusalem. Ia mendirikan tempat-tempat baru bagi penyembahan di kota suku Dan di utara dan di Bethel di selatan. Pada masing-masing lokasi sebuah patung anak sapi dijadikan obyek penyembahan. Sebagai tambahan, keimaman yang dipegang oleh suku Lewi akan diganti oleh orang-orang yang loyal kepada Yeroboam dan agama barunya. Ia dikatakan bahwa, pada kenyataannya, Yeroboam membuat "juga kuil-kuil di atas bukit-bukit pengorbanan, dan mengangkat imam-imam dari kalangan rakyat yang bukan dari bani Lewi." (ayat 31). Jika hal ini masih juga dinilai belum cukup, ia akan memperkenalkan suatu perubahan di dalam waktu masa-masa raya tahunan Allah. Masa Raya Pondok Daun, yang jatuh pada bulan ketujuh dari kalendar suci Allah di batalkan sampai bulan kedelapan.

Di 200 tahun terakhir dari keberadaan Israel utara sebagai suatu bangsa yang merdeka, banyak dinasti yang muncul dan runtuh. Tidak tergantung siapakah rajanya, kita selalu diberitahukan secara terus menerus bahwa raja-rajanya "tidak pernah meninggalkan dosa Yeroboam anak Nebat yang mengajarkan Israel untuk berdosa" (berhubungan 1 Raja-Raja 15:34; 16:19; 2 Raja-Raja 3:3; 10:29; 13:2; 6, 11; 14:24; 15:18; 24, 28; 17:22). Kesepuluh suku benar-benar tidak menghormati nasihat Allah kepada nenek moyang mereka melalui Musa. Mereka menyembah berhala-berhala, melanggar hari-hari Sabat Allah dan, pada umumnya, tidak menghormati hukum-hukum Allah.

Konsekuensi tidak dapat dihindari. Allah telah memperingatkan selama beberapa abad sebelumnya melalui Musa bahwa suatu hukuman "tujuh masa" akan datang atas mereka jika mereka menekankan di dalam ketidakpatuhan. Pada akhirnya, di dalam pertengahan abad kedelapan pasukan dari Kekaisaran Asyur yang agung yang menyerbu Israel.

Raja Israel Menahem mendapatkan penangguhan dengan memberikan raja Asyur Pul sejumlah uang yang banyak untuk menarik pasukannya. Bagaimanapun juga, beberapa tahun setelahnya yaitu selama pemerintahan salah satu penerus Menahem bernama raja Pekah bangsa Asyur kembali menyerang. Kali ini pasukan Asyur di bawah komando Tiglat-pileser. Pada saat ini bangsa Asyur menaklukkan banyak bagian timur dan utara kerajaan. Beberapa suku, termasuk suku Ruben, Gad, dan Naftali diperbudak dan dipindahkan ke Asyur. Selama pemerintahan penerus Pekah raja Hosea, berbagai macam hal berkembang menjadi memburuk. Bangsa Asyur kembali menyerang dan kali ini berada di pimpinan raja mereka yang baru raja Salmaneser dan memeras upeti dari sisa Israel. Beberapa tahun kemudian mereka kembali dan mengelilingi ke Samaria. Setelah suatu penyerbuan selama tiga tahun, Samaria kalah. Bangsa Asyur kemudian mulai mengeluarkan kesepuluh suku Israel dari tanah mereka secara kelompok.
Kesempatan Israel Terakhir

Pembuangan ini menghabiskan waktu selama beberapa tahun untuk diselesaikan. Sebelum hal ini berlanjut sangat jauh, seorang raja menduduki takhta di Yehuda kerajaan selatan. Raja ini bernama Hizkiah dan memiliki kekuasaan yang mutlak di tahun 781SM, setelah kematian ayahnya Ahaz. Ia telah ikut berkuasa bersama ayahnya selama beberapa tahun tetapi tidak memiliki kekuasaan sendiri sampai kematian ayahnya. Sangat berbeda sekali dari ayahnya, ia adalah seorang manusia yang dengan segenap hati berusaha untuk mengikuti Allah. Ia berinisiatif untuk mengadakan suatu kebangkitan di Yehuda pada saat pertama kali ia memerintah. Ia membuka bait Allah di Yerusalem, dan memanggil orang-orang untuk bertobat dan mendedikasikan hidup mereka kembali untuk menyembah Allah yang benar.

Hizkiah mengatakan kepada orang-orang: "Karena nenek moyang kita telah berubah setia. Mereka melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, Allah kita, telah meninggalkan-Nya, mereka telah memalingkan muka dari kediaman TUHAN dan membelakangi-Nya..........Karena hal itulah nenek moyang kita tewas oleh pedang, dan anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan kita beserta isteri-isteri kita menjadi tawanan. Sekarang aku bermaksud mengikat perjanjian dengan TUHAN, Allah Israel, supaya murka-Nya yang menyala-nyala itu undur dari pada kita." (2 Tawarikh 29:6-10).

Kebangkitan yang dipimpin oleh Hizkiah ini tidak hanya menawarkan Yehuda suatu kemenangan dari pedang Asyur yang telah menghancurkan kerajaan Israel di sebelah utara, tetapi juga suatu kesempatan terakhir bagi kesepuluh suku utara untuk benar-benar menghindari perbudakan yang keji. Perhatikan tentang apa yang dilakukan oleh raja Hizkiah: "Kemudian Hizkia mengirim pesan kepada seluruh Israel dan Yehuda, bahkan menulis surat kepada Efraim dan Manasye supaya mereka datang merayakan Paskah bagi TUHAN, Allah orang Israel, di rumah TUHAN di Yerusalem....Mereka memutuskan untuk menyiarkan maklumat di seluruh Israel, dari Bersyeba sampai Dan, supaya masing-masing datang ke Yerusalem merayakan Paskah bagi TUHAN, Allah Israel, karena mereka belum merayakannya secara umum seperti yang ada tertulis." (2 Tawarikh 30:1, 5). Orang suruhan Hizkiah memperingatkan sisa penduduk dari kerajaan utara: "Sekarang, janganlah tegar tengkuk seperti nenek moyangmu. Serahkanlah dirimu kepada TUHAN dan datanglah ke tempat kudus yang telah dikuduskan-Nya untuk selama-lamanya, serta beribadahlah kepada TUHAN, Allahmu, supaya murka-Nya yang menyala-nyala undur dari padamu.....Karena bilamana kamu kembali kepada TUHAN, maka saudara-saudaramu dan anak-anakmu akan mendapat belas kasihan dari orang-orang yang menawan mereka, sehingga mereka kembali ke negeri ini. Sebab TUHAN, Allahmu, pengasih dan penyayang: Ia tidak akan memalingkan wajah-Nya dari pada kamu, bilamana kamu kembali kepada-Nya!" (ayat 8-9). Apakah yang menjadi tanggapan Israel? "Ketika pesuruh-pesuruh cepat itu pergi dari kota ke kota, melintasi tanah Efraim dan Manasye sampai ke Zebulon, mereka ditertawakan dan diolok-olok. Namun beberapa orang dari Asyer, Manasye dan Zebulon merendahkan diri, dan datang ke Yerusalem" (ayat 10-11). Pada kenyataannya banyak orang Israel yang menolak peringatan dan panggilan raja Hizkiah untuk bertobat-yang pada kenyataannya adalah peringatan bagi mereka yang terakhir. Di dalam tahun-tahun setelahnya bangsa Asyur benar-benar mengeluarkan orang-orang Israel di daerah utara dari tanah mereka, dan membawa masuk orang-orang Babilonia untuk tinggal di sana. Pendatang baru ini kemudian di kenal dengan orang Samaria, yang mengambil nama mereka dari nama ibukota Israel.

Israel telah memulai suatu perjalanan yang tidak akan tersimpulkan selama berabad-abad, masa 2520 tahun akan berlalu sebelum keturunan-keturunan Israel mulai menerima berkat hak lahiriah yang dijanjikan kepada nenek moyang mereka. 27 Selama 2520 tahun, satu tahun untuk satu hari, mereka akan mengalami apa yang disebut "janji yang tertunda" dari Allah.
Identitas Israel Yang Terhilang

Di dalam Keluaran 31:12-17, Allah memberikan instruksi kepada Musa bahwa hari-hari SabatNya akanlah menjadi suatu tanda antara Dia dan Israel selama-selamanya. Suatu tanda adalah sesuatu yang memberikan identitas. Sabat adalah suatu pengingat abadi tentang siapakah Allah dan siapakah umatNya. Selama Israel memelihara hari Sabat, selama itu pulalah mereka akan mempertahankan identitas mereka.

Sampai hari ini orang Yehuda tetap mempertahankan identitas mereka, tidak mempedulikan ke mana saja mereka terserak di seluruh dunia. Mereka tetap mempertahankan tanda hari Sabat dan oleh karenanya mereka tidak pernah kehilangan identitas diri mereka.

Di sisi lain kerajaan Israel telah meninggalkan hari-hari Sabat Allah semenjak saat pemerintahan raja Yerobeam dan menggantikannya dengan hari-hari penyembahan mereka sendiri. Sebagai hasilnya, Israel yang tertawan tidak menjadi berbeda dengan bangsa-bangsa dan orang-orang yang ada disekitar mereka. Bangsa-bangsa yang bertemu dengan mereka tidak mengenali mereka sebagai bangsa yang masih berhubungan darah dengan bangsa Yahudi, yang mana pada akhirnya hampir seluruh Israel lupa akan asal usul mereka.

Banyak kebiasaan yang di bawa oleh bangsa Israel ke perbudakan yang sesungguhnya di pinjam dari bangsa-bangsa berhala di sekitar mereka. Pada saat bangsa Israel sedang menjalani perbudakan bangsa Asyur, nabi Mikha berada di Yehuda. Ia memperingatkan Israel akan hukuman mereka yang besar dan mengapa hal tersebut harus terjadi. "16 Engkau telah berpaut kepada ketetapan-ketetapan Omri dan kepada segala perbuatan keluarga Ahab, dan engkau telah bertindak menurut rancangan mereka, sehingga Aku membuat engkau menjadi ketandusan dan pendudukmu menjadi sasaran suitan; demikianlah kamu akan menanggung pencelaan dari pihak bangsa-bangsa. "Siapakah Omri, dan apakah ketetapan-ketetapannya? Apakah hubungan hal ini dengan identitas Israel yang terhilang?" (Mikha 6:16).

Siapakah Omri dan ketetapannya? Apakah hubungan hal ini dengan hilangnya identitas Israel?
Bangsa Israel Yang Diperbudak Dikenal Dengan Sebutan Kimerian

Di dalam perbudakan, Isreal kehilangan nama kebangsaan mereka. Dengan meninggalkan tanda identitas yang Allah buat bagi mereka, bangsa Isreal telah kehilangan hampir seluruh sejarah mereka. Bagaimana pun juga, mereka tidaklah terhilang di mata Allah. Perhatikan pesan yang diwahyukan oleh Allah kepada nabi Amos untuk dicatat pada tahun-tahun sebelum perbudakan Isreal terjadi. "Sesungguhnya, TUHAN Allah sudah mengamat-amati kerajaan yang berdosa ini: Aku akan memunahkannya dari muka bumi! Tetapi Aku tidak akan memunahkan keturunan Yakub sama sekali," demikianlah firman TUHAN. "Sebab sesungguhnya, Aku memberi perintah, dan Aku mengiraikan kaum Israel di antara segala bangsa, seperti orang mengiraikan ayak, dan sebiji batu kecilpun tidak akan jatuh ke tanah." (Amos 9:8-9).

Di dalam 1 Raja-Raja 16, kita membaca tentang Omri dan kebangkitannya di dalam kekuasaaan. Ia menggulingkan pemimpin sebelum dia, Zimri, dan mendirikan suatu dinasti yang kuat. Meskipun ia hanya memerintah selama 12 tahun, ia mendirikan ibukota Samaria, dan membuat peraturan yang mengakibatkan bangsa Israel mendapatkan hal-hal yang mereka jalani pada seluruh sisa sejarah mereka. Peranannya sebagai sang pemberi hukum sangatlah kuat, dan hal ini berlangsung sampai 150 tahun setelah kematiannya, dan di banyak dinasti setelahnya nabi Mikha masih mengacukan Israel sebagai "yang memelihara ketetapan-ketetapan Omri". Dengan jelas Israel telah menolak hukum-hukum yang telah Allah berikan melalui Musa dan lebih memilih ketetapan dari Omri. "Omri", seperti yang kita diberitakan oleh Alkitab, "Omri melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan ia melakukan kejahatan lebih dari pada segala orang yang mendahuluinya." (ayat 25).

Dengan jelas ketetapan dari Omri juga termasuk kebiasaan agama berhala. Anaknya Ahab di kawinkan kepada Jezebel, anak perempuan dari imam raja Ethbaal dari penyembahan Baal orang Sidon. Meskipun banyak dari pengaruh penyembahan Baal yang kemudian di hilangkan oleh raja berikutnya, Yehu, Israel tidak pernah benar-benar kembali kepada Allah.

Perhatian komentar dari Langer's Encyclopedia of World History yang berkenaaan dengan pengaruh dari Omri. "Omri mendirikan suatu dinasti yang panjang. Ia membangun suatu ibukota yang baru di Samaria dan memperbaharui hubungan persekutuan dengan Tirus...Ia juga mengalahkan kembali Moab sejalan dengan kita belajar dari tulisan Mesha. Omri dengan jelas adalah seorang raja yang kuat. Bangsa Asyur memanggil Israel dengan namanya, Bit Omri (Khumri)" (1968, p. 44).

Terlepas dari apa yang dicatat di dalam Alktiab, sejarah dunia kuno turun kepada kita di dalam tulisan-tulisan dan monumen-monumen dari kekaisaran yang besar dan tulisan-tulisan dari para ahli sejarah Yunani. Bangsa Asyur, di dalam monumen-monumen mereka, tidak menggunakan nama "Israel", tetapi "Khumri". Ini adalah nama Israel di dalam perbudakan. Nama ini beserta variannya di dalam bahasa bangsa-bangsa sekitar adalah nama yang mana orang Israel di kenal di dalam sejarah sekular.

Bangsa yang dikenal oleh monumen Asyur dengan nama Khumri disebut di dalam bahasa Babilonia Gimmirra (atau Gimri). Ahli geografi Yunani seperti Herodotus memanggil mereka Kimmerian. Oleh karenanya, nama-nama yang mana Israel di kenal di dalam perbudakan dan di dalam sejarah sekular adalah nama-nama yang juga digunakan oleh mana orang lain untuk memanggil mereka. Nama-nama tersebut bervariasi di dalam ejaan dan ucapan, yang mana hal ini bergantung kepada bahasa sang penulis.
Migrasi Israel

Apakah yang terjadi pada bangsa Israel yang diperbudak oleh bangsa Asyur? Alkitab menceritakan kepada kita bahwa mereka tinggal di dekat Sungai Gozan dan di kota-kota Media. Gozan adalah suatu wilayah tributari dari kawasan utara sungai Efrat. Kota-kota Media berada di dalam wilayah selatan Armenia, di antara laut Hitam dan laut Kaspia.

Kitab apokripal dari 2 Esdras, yang dituliskan sekitar satu abad sebelum kelahiran Kristus, mencatat suatu tradisi yang dipelihara bangsa-bangsa Yahudi. "Itulah kesepuluh suku, yang diperbudak dan dikeluarkan dari tanah mereka sebagai tawanan....dan dia [Shalmaneser] membawa mereka menyeberangi lautan, dan dengan itulah mereka tiba di suatu tanah yang lain. Tetapi mereka memutuskan di dalam keputusan mereka sendiri, bahwa mereka akan meninggalkan bangsa-bangsa berhala, dan pergi ke dalam suatu daratan, dimana umat manusia tidak pernah tinggali...Dan mereka memasuki sungai-sungai Efrat dengan melalui jalur-jalur sempit sungai." (13:40-43).

Untuk mengatakan bahwa bangsa Israel yang bermigrasi mengikuti "jalur-jalur sempit dari sungai-sungai yang tidak lebar", maka hal ini berarti bahwa mereka menuju ke arah utara melalui gunung yang sempit yang melewati hulu sungai Efrat. Hal ini akan membawa mereka ke utara gunung Caucasus dan sungai utara dari Laut Hitam. Hal ini sesuai dengan di manakah sejarah menyatakan posisi orang Kimerian. Dikatakan bahwa di beberapa waktu setelahnya mereka bepergian ke lembah sungai Danube dan Rhine di wilayah utara Eropa.

Lempriere's Classical Dictionary menyatakan lokasi dari orang Kimmerii "dekat Palus Maeotis" (hal 149). Palus Maeotis adalah nama dari bangsa Yunani kuno yang memberikan nama kepada danau yang besar di ujung utara Laut Hitam yang sekarang dinamai Laut Azov. Dari daerah ini beberapa orang Kimeria bermigrasi secara langsung mulai dari daerah sungai sampai ke daerah Eropa utara, sementara yang lain memasuki daerah Asia Kecil, dan setelah dipaksa keluar mereka pun pergi ke daerah Eropa utara.

Berhubungan dengan masuknya bangsa Israel Kimeri ke daerah Eropa utara, M. Guizot di dalam tulisannya The History of France from Earliest Times/Sejarah Perancis dari Saat-Saat Awal di tahun 1848 menyatakan: "Dari abad 7 sampai 4 S.M, suatu populasi yang baru menyebar ke daerah Gaul yang terjadinya tidak hanya sekali. Penyebaran tersebut terjadi secara berkala, di mana dua peristiwa penyebaran terjadi dari dua periode penyerbuan pada masa tersebut. Mereka menamai diri mereka Kymrians atau Kimrians...nama dari suatu bangsa yang diposisikan oleh bangsa Yunani posisi di pinggiran barat Laut Hitam dan di semenanjung Kimerian, yang pada saat ini dipanggil Krimea" (hal 16). Dipanggil Gaul atau Seltik oleh bangsa Roma, orang-orang ini menyebar melalui apa yang saat ini disebut Perancis dan kepulauan Inggris.

Periode-periode yang terberat dari migrasi ke Eropa utara terjadi sejenak setelah invasi penyerbuan yang dilakukan oleh bangsa Asyur, dan sekali lagi setelah hampir 400 tahun berlalu. Di dalam 331 SM, Aleksander yang agung mengalahkan bangsa Media dan Persia. Bangsa Israel yang masih berada di daerah kuno bangsa Media pada saat ini bebas untuk pergi. Menariknya hal ini menandakan 390 tahun kejatuhan Samaria untuk mengalahkan bangsa Media (721SM-331SM), suatu periode yang telah dinubuatkan dengan tepat oleh Yehezkiel bagi Rumah Israel di Yehezkiel 4:5

Nama kuno yang lainnya yang mana bangsa Isreal buangan dikenal adalah "Scythian". Suatu daerah yang luas dari apa yang pada saat ini disebut sebagai padang Eurasia dari Rusia dulu disebut Scythia. Bermacam-macam bangsa meninggali daerah yang luas ini termasuk suku-suku Israel yang terbuang. Menurut ahli sejarah Yunani Herodotus, "bangsa Persia memanggil mereka Sakae, dan semenjak itulah cara bangsa Persia menyebut semua orang Scythia" (The Persian Wars/Peperangan Bangsa Persia, VII, 64). Kata Sacae atau Sakae adalah kata yang berasal dari Isaac/Ishak, nenek moyang bangsa Israel. Hal ini adalah nama asal dari Scotland, Saxon, dan Skandinavia.

Bangsa Skot mempertahankan kisah asal usul Scythian mereka pada hampir seluruh dokumen sejarah Skotlandia, Declaration of Arbroath. Deklarasi ini dituliskan di tahun 1320 dan ditanda tangani oleh Robert the Bruce and orang-orang setianya. Di dalamnya adalah suatu pernyataan bahwa bangsa Skotland "melakukan perjalanan dari Great Scythia dengan jalan laut Tyrrhenia..mereka tiba 1200 tahun setelah orang-orang Israel melintasi Laut Merah [ca 250 BC], di tanah yang mereka tempati pada saat sekarang ini di barat sana." Keaslian dari huruf kuno yang disebut oleh banyak orang sebagai "harta milik orang Skotland yang paling berharga ini," di pertontonkan di dalam sebuah kotak kaca di Register House di Edinburgh. Di perkamennya tertera meterai-meterai dari ke 25 bangsawan Skotlandia.

Oleh karenanya kita dapat melihat bahwa kesepuluh suku dari wilayah Israel Utara diambil dari tempat tinggal mereka di abad 8 SM, dan dipindahkan ke suatu daerah yang asing oleh penawan mereka. Pada akhirnya mereka kehilangan identitas diri dan disebut dengan banyak nama di dalam sejarah. Cymri, Kelt dan Skit adalah beberapa dari nama mereka. Pada saat ini, dengan melihat catatan kuno, kita dapat melacak migrasi dari bangsa-bangsa ini mulai dari Laut Hitam sampai kepada Kepulauan Inggris dan Eropa barat laut.

Bagaimanakah semua hal ini berhubungan dan sesuai dengan nubuatan-nubuatan di dalam Alkitab anda? Bacalah jawaban yang sangat mengejutkan di dalam bagian berikut.
Janji-Janji Hak Lahiriah Yang Digenapi

Di zaman sebelumnya Allah telah membuat janji-janji yang menakjubkan dengan Abraham dan keturunan-keturunannya. Kita telah melihatnya bahwa sepuluh suku utara dicabut dari rumah tempat tinggal mereka dan bahwa mereka akhirnya dipindahkan ke Eropa utara. Dengan apakah janji-janji kepada Abraham tersebut kemudian dipenuhi?

Lihatlah kepada cara Allah yang menakjubkan didalam keikutsertaanNya di dalam sejarah untuk menyelesaikan tujuanNya dan memenuhi firmanNya.

Tujuh masa nubuatan yang lamanya 2520 tahun telah berlalu mulai dari saat kejatuhan Samaria dan perbudakan bangsa Israel di tahun 721 SM. Hal ini membawa kita kepada tahun 1800 M dan saat ketika menurut Alkitab keturunan Abraham akan mulai memiliki janji-janji lahiriah mereka. Kisah yang indah tentang orang-orang berbahasa Inggris setelah tahun 1800 di dalam sejarah pada kenyataanya amatlah menakjubkan.

Untuk benar-benar memahami apa yang terjadi dan menempatkannya di dalam cara pandang yang baik marilah kita secara singkat melihat kepada sejarah Eropa. Dipenghujung abad kesebelas sebelum Masehi, hampir seluruh proses migrasi Eropa selesai dan bangsa-bangsa sudah menempati daerah-daerah yang bisa kita saksikan pada saat sekarang ini. Di dalam gelombang migrasi yang berlangsung selama berabad-abad, pada akhirnya bangsa Israel telah tiba dan berdiam di tanah-tanah yang baru yang ditakdirkan untuk dimiliki oleh mereka. Ingatlah bahwa di dalam masa-masa sebelumnya Allah telah menceritakan kepada Yakub bahwa keturunan-keturunannya akan menyebar ke utara, barat, timur dan selatan (Kejadian 28:14).

Selama sepuluh abad dari kejatuhan Roma sampai abad 15, Eropa benar-benar di dominasi oleh gereja Katolik dan berada di dalam keadaaan yang mengenaskan dari kemiskinan, penolakan dan peperangan. Secara tradisional periode ini dinamakan oleh para ahli sejarah dengan sebutan "Zaman Kegelapan/Dar Ages." Di akhir abad ke 15, tiga hal besar terjadi. Yang pertama adalah kejatuhan dari Konstantinopel yang mana kekuasaan akhirnya jatuh kepada orang Turki di tahun 1453. Hal ini membawa suatu gelombang masuknya para kaum pendidikan dan manuskrip Wasiat Baru Yunani ke Eropa barat. Yang kedua, di tahun 1456, Yohannes Gutenberg menyempurnakan mesin cetak yang dapat dipindah-pindahkan dan industri percetakan pada akhirnya lahir. Hal ini membuat penyebaran ilmu pengetahuan yang luas. Di tahun 1492 Christopher Columbus meneliti sebuah daratan, yang akhirnya menyebabkan suatu hubungan yang tidak terputus antara Eropa dan dunia baru di daratan Amerika.

Pada saat yang sama bangsa Inggris ahirnya keluar dari kemelut pribadi yaitu peperangan yang dikenal dengan nama the War of the Roses. Pada akhirnya suatu pemerintahan yang stabil muncul, dan dinasti Tudor dari raja Henri VII yang memimpinnya. Pada abad selanjutnya suatu perubahan yang menakjubkan mulai terjadi di Inggirs. Kesusasteraan meningkat, kendali paham Katolik jatuh dan bangsa yang hidup di dalam kepulauan kecil (Inggris) mulai berkembang menjadi penguasa lautan.

Tahun 1588 adalah suatu penanda di dalam sejarah Inggris. Spanyol telah benar-benar bersiap untuk mengalahkan Inggris dan mengembalikan kekuasaan gereja Katolik. Di dalam mengejar tujuan ini, suatu Armada yang besar berlayar dari Spanyol. Dihantam oleh angin badai di semenanjung Inggris, Armada dikalahkan dan Inggris yang kecil selamat.

Perhatikan apa yang dituliskan oleh Sir Winston Churchill di dalam bukunya yang berjudul Sejarah dari Bangsa-Bangsa Berbahasa Inggris/History of the English-Speaking Peoples yang ia tulis. "Tetapi bagi bangsa Inggris kekalahan dari Armada (Spanyol) adalah suatu keajaiban. Selama 30 tahun bayangan dari kekuatan Spanyol telah menggelapkan pemandangan politik. Suatu luapan emosi religi akhirnya memenuhi pikiran (bangsa Inggris). Salah satu medali yang dipakai untuk memperingati kemenangan bertuliskan suatu kalimat 'Afflavit Deus et dissipantur'- 'Allah meniup dan memporak porandakan mereka' Elizabeth dan para pelautnya mengetahui bagaimana benarnya hal ini" (vol II, halaman 131).

Kemenangan yang penuh keajaiban ini menjamin bahwa Inggris tidak akan kembali ke dalam dominasi kepausan, dan hal ini memberikan suatu kesempatan bagi pendirian kebebasan beragama pada masa-masa setelahnya di Inggris. Suatu kesadaran akan peranan Allah di dalam sejarah Inggris memberikan suatu ketertarikan yang segar bagi orang Inggris akan Alkitab. Hal ini menghasilkan diterjemahkannya dan tersebarnya Alkitab selama pemerintahan penerus ratu Elizabeth, raja James I.

Selama abad ke 16 dan 17, pelaut dan penjelajah Inggris mengarungi dunia. Hal ini menandakan permulaan dari Inggris sebagai negara penguasa laut dan mempersiapkan suatu panggung bagi kebesaran ekonomi dan komersial mereka di masa mendatang.

Tetap ketika tahun 1800 datang, Inggris dan bekas koloni Amerikanya, yaitu Amerika Serikat hanya memiliki sebagian kecil dari tanah dan kekayaan dunia. Di Eropa, Napoleon berusaha untuk menyatukan suatu kekaisaran yang besar di benua itu dengan Perancis sebagai kepalanya. Namun bukan kesuksesan yang ia dapatkan, justru sesuatu yang amat berbeda terjadi.

Selama beberapa dekade berikutnya Inggris muncul di dalam kepemilikan kekaisaran Inggris yang besar. Kekaisaran ini adalah kekaisaran yang paling besar yang pernah ada di bumi. Di akhir abad 19, lebih dari seperempat tanah dan bangsa-bangsa di bumi berada di bawah pemerintahan bendera Inggris. Amerika Serikat yang di tahun 1800 masih berdiam di semenanjung timur telah pada akhirnya memperluas benua Amerika Utara di dalam kurun waktu lima puluh tahun. Suatu kumpulan bangsa yang amat kuat, Kekaisaran Inggris, dan suatu bangsa tunggal yang kuat, Amerika Serikat, muncul sesuai jadwal yang ditentukan. Tahun 1800 menandai saat ketika 2520 tahun dari penahanan hak lahiriah dibuka.
Kekaisaran Inggris Muncul

"Bagaimanakah orang Inggris menerbitkan kekaisaran mereka ke permukaan? Bagaimanakah, pada mulanya, suatu kepulauan kecil yang primitif akhirnya muncul yang mendominasi dunia? Dan bagaimanakah mereka yang di tengah-tengah berkecamuknya peperangan dunia masih mampu mengatur kekaisaran mereka bersatu dengan suatu usaha yang kecil? (The Europeans, halaman 47). Hal ini adalah suatu pertanyaan yang dikemukakan oleh seorang pengarang bernama Luigi Barzini dan di teruskan oleh banyak orang.

Sementara negara-negara yang lain muncul dengan suatu perencanaan yang baik untuk mengalahkan kawasan yang luas dan untuk membangun sebuah kekaisaran, orang Inggris dikatakan telah mendapatkan suatu hal yang amat tidak mungkin atau diluar dugaan. Bagaimanakah suatu perubahan yang besar ini dapat terjadi?

Kanada, suatu tanah yang penuh dengan kekayaan pertanian dan mineral, secara tidak diduga menjadi bagian dari Kekaisaran Inggris. Setelah kemenangan orang Inggris atas Perancis di dalam Peperangan Tujuh Tahun (Seven Years War) (1756-1763), banyak dari mereka yang ada di dalam Parlemen untuk bahkan melawan untuk menerima Kanada dari tangan Perancis dengan memperingatkan bahwa "perdagangan kulit berang-berangnya tidaklah cukup untuk menutupi ongkos biaya keamanan dan administrasi......" (A History of England and the British Empire, oleh Hall dan Albion, halaman 463). Pada kenyataannya, "Halifax [Nova Scotia] adalah satu-satunya komunitas di Amerika yang dibentuk oleh tindakan langsung dari pemerintahan Inggris" (halaman 456).

Australia dan Selandia Baru tidak begitu tertarik untuk menjadi bagian kekaisaran. Dari Australia dikatakan bahwa di tahun 1851 penemuan dari emas "telah mempercepat terbentuknya sebuah bangsa dari sebuah koloni" (halaman 664). Jumlah penduduk meledak dari 250.000 orang menjadi hampir mendekati 2 juta di dalam suatu kedake yang pendek. Sementara itu Selandia Baru: "Pemerintahan rumah telah lama menahan usaha-usaha untuk membawa Selandia Baru dibawah bendera Inggris...Jadi Selandia Baru melakukan perjalanan bangsa mereka tanpa peraturan sampai suatu saat ketika penduduk Inggris diletakkan di sana di mana hal ini membutuhkan suatu pengendalian yang lebih nyata" (halaman 664).

Selama abad 19, Inggris Raya memiliki wilayah di dalam daerah-daerah jauh di bumi. Di antara kepemilikan dari seluruh gerbang-gerbang laut yang strategis. Memiliki "gerbang-gerbang musuh" adalah salah satu dari berkat yang Allah telah janjikan kepada Abraham sebagai kepentingan keturunan-keturunannya. Selat-selat, dimana lalu lintas laut harus melaluinya, benar-benar memiliki nilai yang tak terhitung besarnya baik di dalam nilai komersial maupun keamanan selama dua perang dunia di abad ke dua puluh. Kendali Inggris akan Terusan Suez, Selat Gibraltar dan juga kepulauan Malta yang strategis adalah sangat penting bagi kendali Sekutu akan daerah Mediterania selama Perang Dunia ke dua.

Dengan Australia, Selandia Baru, dan Kanada, sampailah Inggris Raya kepada suatu keadaan dimana dirinya memiliki tanah-tanah terkaya di dunia. Ladang biji-bijian yang sangat luas dan kumpulan ternak yang tak terhitung dari domba dan ternak lainnya benar-benar mewakili suatu pemenuhan dari janji-janji Allah di zaman kuno kepada Abraham. Sebagai tambahan, terdapat suatu kekayaan mineral yang besar di Kanada, Australia, dan Afrika Selatan. Inggris sendiri mengendalikan banyak simpanan minyak Timur Tengah. Kekayaannya dan pipa-pipa minyaknya yang ada di sana membantu Sekutu untuk mendapatkan pasokan minyak yang dibutuhkan untuk bertempur di Perang Dunia II.

Secara keseluruhan, pengaruh Inggris amatlah menguntungkan bagi seluruh dunia. Hal ini sama seperti apa yang telah dinubuatkan oleh Allah. Pada kenyataannya adalah pasukan laut Inggris yang menghilangkan perdagangan budak internasional di awal abad 19. Perkumpulan Alkitab Asing dan Inggris/The British and Foreign Bible Society, yang bermarkas besar di London, adalah badan yang menterjemahkan Alkitab ke setiap bahasa dan membuatnya mungkin untuk pertama kalinya bagi orang-orang di seluruh dunia.

Di seluruh kekaisaran sendiri, kepemimpinan Inggris tidaklah didukung oleh jumlah pasukan yang besar. Pada kenyataannya, selama abad 19, pasukan Inggris cukuplah kecil. Pasukan itu disebut "tali merah tipis/the think red line." Di India yang luas yang ditinggali oleh jutaan manusia di abad 19, kepelayanan sipil Inggris didukung oleh jumlah personel yang tidak lebih dari beberapa ratus individu saja. Mereka menjalankan keadilan, mengumpulkan pajak, dan menjalankan hukum. "Mereka sendiri berhubungan langsung dengan penduduk asli...mereka bekerja dengan keras dan sangat efisien.....korupsi tidak di dapati di antara mereka, dan mereka dengan sangat baik menegakkan keadilan, kedamaian, dan hukum selama beberapa dekade" (halaman 738).

Hanya dalam waktu yang singkat kepulauan Inggris yang kecil muncul dan menjadi kekaisaran yang sangat besar dan kuat yang ada di dunia. Kekaisaran ini berkembang menjadi suatu persemakmuran dari bangsa-bangsa yang besar yang bernaung di dalam sebuah payung mahkota kerajaan yang sama. Di mana lagi kita dapat melihat penggenapan janji kuno yang Yakub katakan bagi cucunya Efraim? dengan jelas Allah telah menepati janjinya kepada Abraham!
Tahkta Daud

Allah telah membuat suatu janji yang luar biasa kepada raja Daud dari kerajaan Israel kuno. Berbicara melalui nabi Natan, Allah menceritakan kepada Daud: "Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan anak-anak manusia. Tetapi kasih setia-Ku tidak akan hilang dari padanya, seperti yang Kuhilangkan dari pada Saul, yang telah Kujauhkan dari hadapanmu. Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya." (2 Samuel 7:12-16).

Allah menjelaskan kepada Daud bahwa jikalau keturunannya berbuat dosa maka Ia akan menghukum mereka, tetapi Ia tidak akan pernah menjauhkan tahkta kerajaan dari garis keturunan Daud seperti apa yang Ia lakukan kepada Saul. Pada kenyataannya, apakah yang terjadi kepada garis raja-raja (keturunan Daud) tersebut? Sejarah mencatat bahwa raja Zedekiah, seorang keturunan Daud, adalah raja terakhir yang duduk di tahkta kerajaan Yehuda di Yerusalem. Di tahun 586 SM Nebudkadnezar dari Babilon menawan Zedekia ke Babilon, membumi hanguskan bait Allah disana, serta menghancurkan kota Yerusalem. Perhatikan pernyataan di dalam 2 Raja-Raja 25:7: "Orang menyembelih anak-anak Zedekia di depan matanya, kemudian dibutakannyalah mata Zedekia, lalu dia dibelenggu dengan rantai tembaga dan dibawa ke Babel." Melihat terjadinya hal ini apakah sesungguhnya janji Allah kepada Daud gagal?

Sisa cerita, perhatikanlah nubuatan yang Allah wahyukan kepada Yehezkiel untuk di catat di dalam Yehezkiel 17. Hal ini bermula dengan memberikan suatu kisah yang menggambarkan seekor burung elang yang datang kepada pohon terbantin dan mengambil pucuk di ujung pohon. Cabang yang kecil ini diambil dari "kota dagang" (ayat 4). Apakah yang digambarkan oleh kisah ini? Ayat 12 menceritakan kepada kita: "Katakanlah kepada kaum pemberontak: Tidakkah kamu mengetahui apa artinya ini? Katakan: Lihat, raja Babel datang ke Yerusalem dan ia mengambil rajanya dan pemuka-pemukanya dan membawa mereka ke Babel baginya."

Ketahuilah bahwa hal ini bukanlah akhir dari cerita ini, Allah setelahnya bercerita kepada Yehezkiel di ayat 22 dan 23: "Beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku sendiri akan mengambil sebuah carang dari puncak pohon aras yang tinggi dan menanamnya; Aku mematahkannya dari pucuk yang paling ujung dan yang masih muda dan Aku sendiri akan menanamnya di atas sebuah gunung yang menjulang tinggi ke atas; di atas gunung Israel yang tinggi akan Kutanam dia, agar ia bercabang-cabang dan berbuah dan menjadi pohon aras yang hebat; segala macam burung dan yang berbulu bersayap tinggal di bawahnya, mereka bernaung di bawah cabang-cabangnya."

Kita telah melihat bahwa "cabang atas" dari pohon terbantin menyimbolkan raja Yehuda yang terakhir, yaitu Zedekiah. Sedangkan tunas yang muncul dari cabang tersebut tidak lain adalah salah satu dari anak-anaknya. Sejalan dengan apa yang telah kita lihat, anak-anak laki-lakinya telah dibunuh. Jadi tunas "muda" yang dituliskan di dalam ayat ini dengan jelas mengacu kepada salah satu dari anak-anak perempuannya! Allah menceritakan kepada kita tentang seorang anak perempuan Zedekiah yang diletakkan di gunung yang tinggi (gunung adalah suatu simbol nubuatan Alkitab yang mengacu kepada suatu bangsa). Di mana dikatakan bahwa ia akan "ditanam" dan akan tumbuh menjadi suatu pohon yang besar. Hal ini menunjukkan bahwa ia akan menikah dan menghasilkan keturunan, dan dengan kata lain melanjutkan dinasti Daud! Sementara keturunan Daud pernah memerintah Yehuda di masa sebelumnya, dituliskan bahwa tunas tersebut akan ditanam kembali dan akan memerintah atas Israel.

Sejarah Irlandia mencatat sisa dari kisah ini. Hal ini menceritakan tentang nabi Yeremia dan seorang ahli tauratnya yang bernama Barukh yang datang ke Irlandia setelah kejatuhan kerajaan Yehuda dengan seorang permaisuri dan batu pentahbisan yang disebut di dalam bahasa Gaelic batu lia fail. Di dalam catatan Irlandia, permaisuri tersebut bernama Tea Tephi. Ia menikahi anak laki-laki Raja Tertinggi Irlandia. Keturunan-keturunan mereka memerintah dari daerah Tara bagi kawasan Irlandia selama berabad-abad. Kemudian, di hari-hari akhir Kenneth McAlpine, mereka memindahkan tempat pemerintahan ke Scone di Skotlandia. Dinasti yang sama ini tetap memerintah sampai hari ini di dalam diri ratu Elizabeth II, seorang keturunan langsung dari Tea Tephi dan suaminya. Allah telah memenuhi janji-janjiNya bagi raja Daud seperti yang telah Ia katakan!
Amerika Serikat dan Berkat-Berkat Manasye

Bagaimanakah dengan Amerika Serikat? Apakah orang-orang Amerika adalah benar-benar diturunkan dari Israel kuno? Lihatlah suatu catatan sejarah yang jelas.

Pemukiman orang Inggris permanen pertama yang ada di negara yang pada saat ini disebut Amerika Serikat adalah Jamestown, Virginia di tahun 1607. Beberapa tahun setelahnya, para imigran/Pilgrims mendarat di Plymouth Rock di Massachussets. Selama abad 17 dan 18 para penduduk dari Kepulaauan Inggris mengalir ke suatu daratan yang pada saat ini disebut Amerika Serikat. Pada kenyataannya, Professor David Fischer menyatakan di dalam bukunya yang penting, Albion's Seed, bahwa pada kenyataannya terdapat empat gelombang imigrasi yang terjadi selama dua abad yang kemudian menjadi masa depan Amerika Serikat. Gelombang-gelombang migrasi ini berasal dari kawasan di Kepulauan Inggris dan mereka tiba di daerah-daerah tertentu di kawasan koloni-koloni Amerika.

Koloni New England, contohnya, ditinggali oleh khususnya imigran dari Anglia Timur. Beberapa kawasan agama dari Inggris bagian tenggara hampir kosong di tahun 1629 sampai 1641 karena banyaknya keluarga (hampir seluruh anggota keluarga) berpindah ke Amerika Serikat. "Pada saat ini Anglia Timur terlihat seperti kawasan pedesaan dibandingkan dengan daerah-daerah Inggris yang lain. Yang mana pada abad ke 17 daerah tersebut adalah kawasan yang sangat padat dan memiliki nuansa kota di Inggris sana, suatu keadaan yang telah berlangsung selama berabad-abad sebelumnya" (Albion's Seed, halaman 43).

Sedangkan imigran yang datang dan tinggal di Amerika Serikat sebelum Perang Saudara terjadi pada kenyataannya berasal dari Eropa barat laut dan jumlah mereka sangatlah banyak. Mereka umumnya berasal dari kepulauan Inggris dan tempat-tempat tertentu dari Jerman Utara. Imigran inilah yang memberikan karakter kepada bangsa Amerika dan memberikan banyak sekali sumbangan di dalam hal kepemimpinan nasional sampai hari ini. Bahkan banyak dari orang Amerika yang nenek moyangnya kemudian berimigrasi ke Amerika berasal dari beberapa daerah Eropa dan memiliki latar belakang Israel. Amos memberikan nubuatan bahwa Rumah/Kerajaan Israel akan terserak ke tengah-tengah bangsa bahkan yang jauh sekalipun, namun tidak satu butir pun akan terhilang (Amos 9:9).

Dengan Pembelian Daerah Lousiana pada permulaan tahun 1803 Amerika Serikat memulai suatu proses perluasan wilayah yang cepat yang mencapai satu benua hanya dalam waktu satu generasi. Wilayah yang dibeli dari Napoleon yang nilai pembeliannya kurang dari satu mata uang nikel per akrenya tersebut sesungguhnya meliputi suatu tanah pertanian yang sangat kaya di bumi di wilayah Amerika Tengah.

Karena kekayaan yang meliputi baik kekayaan pertanian dan mineral, Amerika memiliki nasib yang sangat baik untuk memimpin dunia di dalam kekayaan per kapita. Baik di dalam hasil biji-bijian dan ternak, atau di dalam produksi batu bara, besi dan petroleum, Amerika memiliki rahmat yang tidak tertandingi. Sebagai contohnya, selama Perang Dunia II ladang minyak di Texas Timur sendiri menghasilkan banyak minyak jika dibandingkan dengan produksi negara-negara Poros digabungkan. Nubuatan Israel yang sudah tua kepada cucunya Manasye yang mengatakan bahwa keturunan Manasye akan menjadi sebuah bangsa tunggal yang besar dengan jelas terpenuhi di dalam Amerika Serikat.

Lebih jauh, dengan kepemilikan Selat Panama dan juga pulau-pulau penting lainnya pada akhir abad ke 19, Amerika Serikat pada kenyataannya menguasai dan memiliki gerbang-gerbang musuh. Pada kenyataanya, bersama-sama dengan Inggris Raya, Amerika Serikat mengendalikan hampir setiap selat di dunia di sepanjang abad ke 19 dan 20.

Di puncak kejayaannya, bangsa Amerika dan Inggris mempunyai suatu kesempatan untuk memiliki dan menguasai berbagai macam kekayaan bumi yang sangat berkelimpahan. Tidak ada bangsa di dunia yang dapat mengimbangi kekayaan dan kekuatan yang pernah dirasakan oleh orang-orang yang berbahasa Inggris.

Bagaimanapun juga, dengan berkat yang besar muncul juga tanggung jawab yang besar. Pada kenyataannya terdapat beberapa hal yang penting yang harus mereka perhatikan, yaitu peringatan akan beberapa bahaya yang dituliskan di dalam sebuah kitab yang menjadi sangat umum di kalangan bangsa-bangsa berbahasa Inggris-suatu kitab yang dinamakan Alkitab.
Suatu Peringatan Bagi Bangsa-Bangsa Israel Modern

Musa pada zaman dahulu di wahyukan oleh Allah untuk memberikan suatu peringatan bagi bangsa-bangsa Israel modern (negara-negara berbahasa Inggris) yang pada saat ini berada ditengah kelimpahan mereka yang banyak: "Sebab TUHAN, Allahmu, membawa engkau masuk ke dalam negeri yang baik.....di mana engkau akan makan roti dengan tidak usah berhemat, di mana engkau tidak akan kekurangan apa pun......Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya.......dan supaya, apabila engkau sudah makan dan kenyang, mendirikan rumah-rumah yang baik serta mendiaminya....jangan engkau tinggi hati......Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini". (Ulangan 8:7-17). Bangsa-bangsa tersebut sesungguhnya telah diperingatkan: "Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini." (ayat 18).

Salah satu bahaya terbesar dari kekayaan dan keadaan yang serba kelimpahan adalah keegoisan, dan penyia-nyiaan berkat yang ada. Bukannya menjadi orang yang berterima kasih, kita malah menjadi orang yang ingin memuaskan nafsu dan keinginan.

Patutlah disadari bahwa kekayaan nasional yang dimiliki oleh negara-negara berbahasa Inggris tersebut sesungguhnya didapatkan bukan karena mereka hebat, namun karena hasil langsung dari kepatuhan Abraham yang murni dan janji-janji Allah kepadanya. Musa mengingatkan nenek moyang mereka: "Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa mana pun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu -- bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa? tetapi karena TUHAN mengasihi kamu dan memegang sumpah-Nya yang telah diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat dan menebus engkau dari rumah perbudakan, dari tangan Firaun, raja Mesir." (Ulangan 7:7-8).

Israel dipanggil untuk menjadi bangsa yang suci bagi Allah. Pada hari ini, bangsa berbahasa Inggris memiliki suatu kesempatan untuk mengakses firman Allah dengan sangat mudah sekali dan tanpa kesulitan apa pun. Sayangnya, tingkah laku mereka dan pemimpin mereka sangatlah tidak berkenan di hadapan Allah. Di tengah berkat yang melimpah mereka tidak berterima kasih dan tidak patuh kepada Allah yang telah memberkati mereka. Sama seperti ketika Allah berurusan dengan nenek moyang mereka, demikian pulalah Allah akan berurusan dengan mereka zaman sekarang ini.

Amerika Serikat dan Inggris raya, dan seluruh orang yang merupakan keturunan orang Inggris adalah individu yang akan menghadapi penghakiman Allah!
Saat Pemulihan Yang Akan Datang

Di tahun 1897, tahun yang dikenal dengan sebutan "Diamond Jubilee" Ratu Victoria, salah satu dari penyair Inggris terbaik memberikan suatu catatan yang mengejutkan. Kekaisaran Inggris ada di dalam puncak kejayaannya pada saat itu. Di dalam konteks tersebut Rudyard Kipling menuliskan suatu puisi yang berjudul Recessional, suatu puisi yang benar-benar memiliki nilai nubuatan yang cukup dalam. "Allah nenek moyang kita, sudah sejak dari dulu / Tuhan yang menyertai kita di garis perang nun jauh disana / Kepada Dia yang tanganNya penuh dengan pembalasan itulah kita berpegang / Ia Penguasa pohon palem dan pinus / Tuhan Allah Yang Maha Kuasa, bersamalah dengan kita, jikalau tidak maka kita akan lupa-jikalau tidak maka kita akan lupa!" Selanjutnya ia melanjutkan: "Lihatlah, segala kemegahan kita di masa yang lalu adalah dengan Niniwe dan Tirus! Hakimilah bangsa-bangsa, namun luputkanlah kita/ jika tidak maka kita akan lupa, jika tidak maka kita akan lupa!"

Satu abad setelahnya orang-orang Amerika dan Inggris telah melupakan Allah mereka. Dari zaman ke zaman Allah memberikan peringatan secara langsung kepada bangsa-bangsa yang pelupa ini: "Tetapi jika engkau sama sekali melupakan TUHAN, Allahmu, dan mengikuti allah lain, beribadah kepadanya dan sujud menyembah kepadanya, aku memperingatkan kepadamu hari ini, bahwa kamu pasti binasa" (Ulangan 8:19).

Bagaimanakah bangsa yang sangat diberkati ini dapat melupakan Allah dan hukum-hukumNya? Ketahuilah bahwa sesungguhnya komponen terpenting yang membangun sebuah bangsa, yang tidak lain adalah keluarga pada kenyataannya dihancurkan oleh perceraian dan kemurtadan. Amerika Serikat dan Inggris telah membiarkan pawai "orang-orang homoseksual" terjadi di jalan kota-kota besar mulai dari London sampai San Fransisco, dan juga Sydney. Aborsi menjadi suatu bentuk pembunuhan yang dilakukan secara diam-diam dan telah merenggut kehidupan jutaan bayi yang masih dirahim ibu mereka. Level kejahatan meningkat yang mana pada akhirnya menyebabkan orang-orang ketakutan untuk berjalan di jalan kota-kota mereka setelah petang hari tiba. Keserakahan, kematerialistisan, dan aksi amoral terjadi di dalam kehidupan mereka sebagai suatu bangsa. Segala pesan yang telah dituliskan oleh nabi-nabi kuno telah dengan sangat tepat menggambarkan kondisi keadaan nasional mereka, bahkan tidak dapat ditandingi oleh siaran berita manapun. "Celakalah bangsa yang berdosa, kaum yang sarat dengan kesalahan, keturunan yang jahat-jahat, anak-anak yang berlaku buruk! Mereka meninggalkan TUHAN, menista Yang Mahakudus, Allah Israel, dan berpaling membelakangi Dia." (Yesaya 1:4).

Bahkan dikatakan bahwa mereka tidak memiliki rasa malu akan tindakan mereka sebagai suatu bangsa. "Air muka mereka menyatakan kejahatan mereka, dan seperti orang Sodom, mereka dengan terang-terangan menyebut-nyebut dosanya, tidak lagi disembunyikannya. Celakalah orang-orang itu! Sebab mereka mendatangkan malapetaka kepada dirinya sendiri." (Yesaya 3:9).
Pesan dari Sang Pengawas

Seperti yang kita lihat di awal buklet ini, Allah memberikan misi kepada nabi Yehezkiel kuno sebagai pengawas Kerajaan/Rumah Israel. "Dan engkau anak manusia, Aku menetapkan engkau menjadi penjaga bagi kaum Israel. Bilamana engkau mendengar sesuatu firman dari pada-Ku, peringatkanlah mereka demi nama-Ku." (Yehezkiel 33:7). Sesungguhnya pesan apakah yang diberikan oleh Allah kepada bangsa Israel modern melalui nabi Yehezkiel?

"Hai engkau, anak manusia, maukah engkau menjatuhkan, ya, menjatuhkan hukuman atas kota yang penuh hutang darah? Beritahukanlah kepadanya segala perbuatannya yang keji,......Dengan darah yang engkau curahkan engkau bersalah dan dengan berhala-berhalamu yang engkau perbuat engkau menjadi najis" (Yehezkiel 22:2-4). Lebih jauh tentang kejahatan dan penyembahan berhala, Allah memberikan wahyu kepada Yehezkiel untuk mendakwa Israel atas tindakan amoral termasuk percabulan dan perkawinan diantara anggota keluarga/incest (ayat 9-11). Juga ia berbicara tentang hancurnya struktur keluarga dan pemerasan/penindasan dari mereka yang membutuhkan dan yang lemah (ayat 7). Demikian pula Allah memperingatkan mereka: "Engkau memandang ringan terhadap hal-hal yang kudus bagi-Ku dan hari-hari Sabat-Ku kaunajiskan." (ayat 8).

Kitab Yehezkiel berisi suatu dakwaan bagi dosa nasional mereka, suatu penggilan untuk bertobat dan suatu pemberitahuan akan hukuman yang Allah akan laksanakan. Kitab ini juga menyatakan suatu periode waktu yang jauh melebihi masa penghakiman yang akan datang, yaitu suatu saat yang nantinya akan menjadi suatu masa pertobatan dan pemulihan nasional setelah Kristus datang kembali.

Secara kolektif bangsa Israel modern telah berpaling jauh dari Allah di dalam tindakan-tindakan mereka, bahkan ketika mereka masih menyebut diri mereka "negara-negara Kristen". Dosa -dosa nasional mereka adalah suatu penghinaan bagi Allah yang maha kuasa yang telah memberikan kepada mereka berkat-berkat pilihan dari Sorga!

Bangsa-bangsa berbahasa Inggris yang tidak lain adalah rumah Israel modern tidak lama lagi akan mendapatkan permasalahan yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Allah memberitahukan bahwa Ia akan "menghancurkan persediaan makan mereka" (Yehezkiel 4:16). Ia membicarakan tentang suatu masa kelaparan dan kesedihan ketika kota-kota akan dihancurkan (12:20). Sangat tidak dapat dibayangkan bagi orang-orang Amerika, Kanada, dan Inggris modern, pada kenyataannya Allah yang maha kuasa mengatakan bahwa hal-hal yang semacam itu akan terjadi!

Suatu persekutuan supra nasional di Eropa, bahkan yang pada saat ini sedang terbentuk, akan menjadi kebangkitan yang ketujuh dan yang terakhir dari Kekaisaran Roma kuno. Sistem ini, berdasarkan Wahyu 13 dan 17, akan mendominasi seluruh dunia untuk suatu masa yang tidak panjang. Adalah kekuatan super Eropa yang kuat inilah yang pada akhirnya akan menyerang dan menaklukkan orang-orang Amerika dan Inggris. Ia akan juga menguasai negara Yahudi yang disebut Israel yang ada di Timur Tengah sana.

Pada kenyataannya bangsa Israel modern adalah orang-orang yang pada saat ini hidup di dalam kemakmuran dan kematerialistisan. Mereka telah melupakan Pencipta mereka dan menolak kitab yang berisi instruksi-instruksiNya yang tidak lain adalah Alkitab. Mengenai hal ini maka akan terdapat suatu hari penghakiman! Hampir kebanyakan dari anda yang membaca buklet ini akan dapat menyaksikan datangnya hari yang menyedihkan tersebut, bahkan pada saat ketika anda hidup (semenjak kita hidup di zaman akhir).

Untunglah bahwa sesungguhnya terdapat suatu jalan untuk melarikan diri bagi anda dan keluarga anda. "Apakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bukankah kepada pertobatannya supaya ia hidup? Oleh karena itu Aku akan menghukum kamu masing-masing menurut tindakannya, hai kaum Israel, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bertobatlah dan berpalinglah dari segala durhakamu, supaya itu jangan bagimu menjadi batu sandungan, yang menjatuhkan kamu ke dalam kesalahan. Buangkanlah dari padamu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku dan perbaharuilah hatimu dan rohmu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel? Sebab Aku tidak berkenan kepada kematian seseorang yang harus ditanggungnya, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Oleh sebab itu, bertobatlah, supaya kamu hidup!" (Yehezkiel 18:23, 30-32).

Keinginan Allah adalah agar umatNya bertobat dan bukannya memberikan hukuman kepada mereka. Bagaimanapun juga, kebanyakan orang baru akan memperhatikan Allah jika Ia memberikan hukuman yang berat bagi mereka sebagai suatu bangsa. Banyak yang tidak mau mendengarkan peringatan dari Allah sampai di saat ketika kehidupan mereka benar-benar hancur di depan mata mereka. Bagaimanakah dengan anda?

Jemaat Allah pada kenyataannya mendengarkan dan memperhatikan pesan dari nabi Yehezkiel, Demikian juga mereka memperhatikan pesan tentang datangnya harapan bagi rumah Israel modern. Adalah penting bagi anda, dan juga bangsa bangsa Israel modern untuk memahami apa yang dikatakan oleh firman Allah, dan kemudian bertindak sesuai dengan apa yang telah dinyatakan oleh anda!
Kejadian-Kejadian Yang Akan Terjadi Beberapa Tahun Kedepan

Berbagai ancaman akan datangnya kehancuran sistem ekonomi dan sosial akan memberikan suatu jalan bagi terjadinya kejadian-kejadian yang oleh Alkitab disebut nubuatan. Menanggapi berbagai macam rasa takut yang ada, maka akan muncullah seorang pemimpin kharismatik yang kuat di dalam kancah dunia di Eropa sana. Ia akan bekerja sama dengan seorang pemimpin agama yang akan menyulut histeria rakyat banyak melalui apa yang disebut oleh Alkitab sebagai "rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu" (2 Tesalonika 2:9). Pemimpin politik dan militer ini akan menggunakan cara-cara yang licik untuk mendapatkan kekuasaan yang besar. Ia akan memimpin Kekaisaran Suci yang telah terpulihkan, yang oleh Alkitab disebut "Babel besar". (Wahyu 17; 18).

Persatuan negara dan gereja Eropa ini akan menjanjikan suatu kemakmuran yang universal dan akan mendominasi ekonomi dunia untuk waktu yang tidak lama. Dengan menggunakan analogi kota dagang kuno yang bernama Tirus, Yehezkiel 27 berbicara tentang gabungan sistem ekonomi global yang akan mencakup bangsa-bangsa Eropa, Afrika, Amerika Latin, dan Asia, bersama-sama dengan Israel dan Yehuda (ayat 17). Beberapa bagian dari Yehezkiel 27 pada kenyataannya di tulis ulang atau di kutip di dalam Wahyu 18 di mana sistem akhir zaman yang disebut Babel Besar digambarkan.

Bagaimanapun juga, bangsa-bangsa yang berbahasa Inggris tidak akan mendapatkan kemakmuran untuk jangka waktu yang cukup lama selama sistem ini berkuasa. Bahkan mereka akan dikalahkan dan dihancurkan oleh kekuatan militernya. Jauh sebelum dilakukannya penyerangan dan kependudukan militer, maka masalah cuaca yang pelik serta pergolakan sipil dalam negeri (Amos 3:9) akan membawa bangsa-bangsa mereka hancur dan runtuh.

"Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah," itulah wahyu Allah yang dituliskan oleh nabi Hosea (Hosea 4:6), dan hal itu pulalah yang pada kenyataannya terjadi. Bangsa Israel modern telah menolak pengetahuan akan Allah dan jalan-jalanNya. Semakin mereka diberkati secara jasmani, semakin banyak dosa yang yang mereka lakukan (ayat 7-8). Tindakan amoral dan penyalahgunaan berkat yang telah diberikan telah memasuki dan menghancurkan diri mereka secara nasional (ayat 11).

Allah mewahyukan Amos untuk menubuatkan saat yang sulit dari masa kekeringan dan kekurangan air, yang mana hal ini diikuti dengan kegagalan panen yang besar dan wabah penyakit (Amos 4:7-10). "Sebab itu demikianlah akan Kulakukan kepadamu, hai Israel. -- Oleh karena Aku akan melakukan yang demikian kepadamu, maka bersiaplah untuk bertemu dengan Allahmu, hai Israel!" Sebab sesungguhnya, Dia yang membentuk gunung-gunung dan menciptakan angin, yang memberitahukan kepada manusia apa yang dipikirkan-Nya, yang membuat fajar dan kegelapan dan yang berjejak di atas bukit-bukit bumi -- TUHAN, Allah semesta alam, itulah nama-Nya." (ayat 12-13).

Nabi Yeremia menyebut saat yang akan datang ini sebagai "Masa Kesusahan Bagi Yakub" (Yeremia 30:7). Ia menyatakan bahwa masa itu akanlah menjadi suatu masa yang paling buruk dibandingkan dengan masa mana pun di dalam sejarah manusia. Yesus Kristus berbicara tentang saat ini di dalam Matius 24:21: "Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi." Tidak akan mungkin terdapat dua masa yang sama yang lebih buruk dari yang lainnya, oleh karenanya maka jadilah jelas bahwa Masa Kesesakan adalah suatu masa kesusahan dan penghukuman bagi Israel. Bagaimana pun juga, penghukuman ini bukanlah akhir dari cerita!
Waktu Pembebasan dan Pemulihan di Masa Depan

Nabi Yehezkiel menceritakan tentang suatu masa ketika Israel akan dikumpulkan kembali. Hal ini adalah suatu masa setelah sang Mesias kembali di dalam kekuatan dan keagungan. "Dan bangsa-bangsa akan mengetahui bahwa karena kesalahannya kaum Israel harus pergi ke dalam pembuangan, dan sebab mereka berobah setia terhadap Aku,.....Selaras dengan kenajisan dan durhaka mereka Kuperlakukan mereka dan Kusembunyikan wajah-Ku terhadap mereka. Oleh sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: Sekarang, Aku akan memulihkan keadaan Yakub dan akan menyayangi seluruh kaum Israel.....Dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, Allah mereka, yang membawa mereka ke dalam pembuangan di tengah bangsa-bangsa dan mengumpulkan mereka kembali di tanahnya dan Aku tidak membiarkan seorang pun dari padanya tinggal di sana." (Yehezkiel 39:23-28).

Yesaya juga melihat kepada saat ketika Allah akan sekali lagi memilih Israel dan memulihan mereka kepada tanah mereka (Yesaya 14:1). Allah akan memberikan mereka masa istirahat kepada kesedihan, ketakutan, dan kesulitan yang mereka telah alami (ayat 3). Israel akan di kumpulkan kembali dari perbudakan dan akan "Pada hari-hari yang akan datang, Yakub akan berakar, Israel akan berkembang dan bertunas dan memenuhi muka bumi dengan hasilnya." (ayat 27:6). Mereka akan membangun ulang reruntuhan kota-kota kuno yang telah ditinggalkan selama beberapa tahun. (61:4). Setelah Masa Kesesakan datang dan menghimpit kehidupan mereka, maka mereka akan teringat kepada Allah dan bertobat. Mereka akan kemudian dikumpulkan kembali dari antara bangsa-bangsa dimana mereka diserakkan pada saat perbudakan. Allah memberikan wahyu kepada Yehezkiel untuk menggambarkan proses pertobatan Israel sebagai suatu bangsa. Hal ini akanlah menjadi awal/pendahulu dari proses pertobatan seluruh dunia. "(36:25-27).

Kristus akan kembali dan para orang kudus akan dibangkitkan untuk memerintah denganNya (Wahyu 20:6). Sekali lagi kita melihat di banyak tempat di dalam Alkitab bahwa raja kuno Daud akanlah menjadi salah seorang diantara mereka yang dibangkitkan dan ia akan memerintah langsung atas Israel yang telah dikumpulkan tersebut (Yehezkiel 37:24). Masing-masing dari ke 12 rasul akan langsung mengepalai tiap-tiap suku (Lukas 22:29-30).

Di dalam saat yang besar ini, yaitu ketika Kerajaan Allah akan memerintah seluruh bangsa dengan Kristus yang memerintah secara langsung dari Yerusalem, "Serigala dan anak domba akan bersama-sama makan rumput, singa akan makan jerami seperti lembu dan ular akan hidup dari debu. Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di segenap gunung-Ku yang kudus," firman TUHAN." (Yesaya 65:25).

Walaupun begitu sebelum datangnya masa yang penuh kedamaian ini, Amerika Serikat dan Inggris Raya akan mengalami dan menderita banyak ujian. Hukuman Allah akan bangsa-bangsa ini akan datang dengan cepat dan membuat seluruh dunia tercengang. Hanya mereka yang benar-benar berbalik kepada Allah dengan sungguh-sungguhlah yang akan di selamatkan. Bangsa-bangsa akan dikejutkan dan digoncangkan sehingga mereka akan bertobat dan kembali kepada Allah, suatu hal yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya. (Yehezkiel 36:24-32).

Terdapat dua jalan untuk mempelajari pelajaran-pelajaran di dalam kehidupan kita ini, cara yang mudah atau cara yang sulit. Bangsa-bangsa Israel modern secara keseluruhan digariskan untuk mempelajarai pelajaran-pelajaran kehidupan mereka dengan cara yang sulit.

Bagaimanakah dengan anda? Akankah anda mendengarkan peringatan yang ada di dalam buklet ini, yang datang secara langsung dari firman Allah? Atau akankah anda harus mempelajari pelajaran-pelajaran kehidupan anda dengan pengalaman yang sulit?

Kita dapat menunjukkan kepada anda suatu jalan untuk keluar dari masa sulit yang akan datang jika anda menginginkannya. Anda harus berkeinginan untuk tidak hanya mempercayai Allah dan anakNya, Yesus Kristus, tetapi juga untuk melakukan apa yang Ia perintahkan. Anda harus berkeinginan untuk mencari Allah secara sungguh-sungguh! Anda harus berkeinginan untuk "keluar" dari Babel modern beserta ide-ide dan perbuatan-perbuatan mereka, dan juga agama dan filosofi palsunya, serta mengabdikan diri anda secara baik untuk belajar dan "untuk hidup dari setiap firman Allah" (Lukas 4:4).

Pilihan ada pada anda untuk diputuskan! Biarlah Allah membantu anda untuk memilih secara baik dan bijaksana.