Rabu, 16 Oktober 2013

Tertunduk

Subhanallah, nikmatnya bisa menjaga pandangan, ketika banyak orang yang mengumbar pandangnya, bahkan saling pandang memandang , ternyata lain nikmatnya ketika kita bisa istiqomah muraja’ah dan menghafal alqur’an, disa’at alqur’an menjadi pajangan dan betapa nikmatnya kita bisa bangun pagi untuk setia mengkaji dan shalat shubuh secara berjama’ah, dan syukurku selalu disetiap waktu karena aku bisa ta’lim setiap minggu walau banyak badai yang mengganggu. 


Sungguh kurela dan ridho bila kau selalu menundukkan pandangmu, semoga sahabat disekitamupun dapat mengikuti akhlak muliamu, alangkah mulianya jika kau selalu istiqomah dalam pendirianmu, dimana banyak pandangan mata yang tertuju pada dirimu, mata-mata liar, pandangan liar yang tak halal termasuk mataku, maka ma’afkanlah aku..

Mata yang seharusnya memalingkan semua itu, tapi justru terkadang tergelincir dan terkagum dalam memperhatikan tunduk pandangmu, maka kini kuizinkan kau merunduk demi kemulian kita semua dan akupun mencoba tuk merunduk, dimana ku tahu kesemuanya itu yang lebih mulia.

Akhi dan Ukhti sekalian, sebenarnya diri ini malu untuk terus melanjutkan tulisan ini, “namun apa daya tangan sampai hati selalu ingin manggapai”.

Dikisahkan disuatu tempat pengajian tingkat tinggi, dimana ada sesosok ukhty yang selalu berjilbab syar’i, ku yakin ia adalah seorang yang selalu rendah hati, berpribadi islami, selalu mendapat nilai tertinggi, selalu hadir kuliah tak pernah absensi.

Alhamdulillah insya’Alloh sepertinya ia belum bersuami ;-) dan aku berharap ia mendamba seorang akhy yang seperti aku ini (hiii…hiii mimpi kali niy ;-) , aku yang sedang duduk manis di sini, asyik dengan menulis artikel-artikel remaja islami, mengharap calon istri seperti ukhty yang ada di cerita ini.

Tapi aku harus percaya diri dan selalu berbesar hati, berharap pada Yaa Rabbi Dzat Yang Maha Suci lagi Tinggi tak tertandingi, walau diri ini terkadang berkecil hati, dengan kondisi yang selalu menyudutkan ini, nilai selalu dibawah posisi rata-rata si ukhty, kuliah selalu absensi karna jam terbangku lumayan tinggi menjadi eksekutif muda islami sebelum kuliah kelar di perguruan tinggi, tak mengapalah aku sedikit berbesar hati hanya untuk mengobati sakit hati ini.

Dimana kuceritakan lagi, kali ini yang lebih menyakitkan hati dimana bayaranku pun selalu absensi yang setiap pertemuan aku bagai seorang selebriti yang dicari-cari, untuk menyelesaikan administrasi yakni orang yang di cari untuk segera melunasi bayaran study, maklumlah hari-hari seorang pejuang militansi islami, (hahaha... ngaku2) sesosok eksekutif muda islami hidup di atas kakiku sendiri, tanpa bantuan mama dan papa atau ummi dan abi yang dapat mengucuri aliran dompet di setiap hari.

Duch sedihnya aku ini, ku harus tersenyum dalam kesedihan ini, karna ku ingin mengejar bidadari islami, sesosok ukhty yang berjilbab syar’I lagi menundukkan pandangannya di setiap langkah si ukhty, aku ingin mengobati hatiku lagi, walaupun dari segi nilai absensi dan nilai study aku selalu berada posisi yang menyakitkan hati, tapi kali ini dalam diskusi-diskusi dikampus kami, aku bisa unjuk gigi dan mampu memberikan jawaban pasti dan solusi bagi pemateri atau audiensi, ketika yang lain tak berarti disana aku maju dengan percaya diri, (batinku kepada sebagian temenku :“makanya ngaji dan aktif diorganisasi islami biar gak jadi pendengar setia ketika ada dikusi-diskusi terkini”.

Sudahlah semoga, sosok yang selalu menundukkan pandangnya di setiap langkah waktu itu, semoga menjadi mujahidah militan di setiap desah nafasnya, bagi lingkungannya dan temannya, orang tuanya, agamanya, bahkan sang pemimpin rumah tangganya dimasa nanti.

Dengan segala kekurangan diri ini, ku akhiri tulisan ini disini, semoga kata-katanya tak menyakiti para pembaca, Alor setar Rabu 16/10/2013.

Wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar